Menteri ESDM bersama rombongan MUI-Foto : Kamera HP Pribadi (Nokia C6-5 Mega Pixel) |
Dan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, kebanyakan wartawan sangat antusias sekali memburu keanehan dari rencana Fatwa Hemat Energi MUI tersebut. Bahkan selama 2 jam lebih wartawan yang biasa 'ngepos' di ESDM saling melemparkan guyonan, "Bahaya neh, nanti kalau nyalain lampu siang bolong bisa dipotong tangan," celetuk salah satu kawan wartawan energi sambil ngakak di aula pintu masuk Gedung Utama Kementerian ESDM.
Yaps, ternyata memang berita yang kita liput ini, esok dan lusanya Fatwa 'iseng' ini menjadi polemik dan heboh diberitakan di media-media. Ditambah lagi semakin digaungkan oleh media elektronik, apalagi Metro TV yang pedes dengan editorial Media Indonesianya.
Memang 'persengkokolan' antara Menteri ESDM dengan MUI mempunyai itikad dan niat yang sangat mulia: menghemat energi agar APBN tidak jebol. Namun tetap saja, DPR dan Pemerintah masih wait and see kok. Ehh, ini MUI malah ikut-ikutan terseret kepentingan politik BBM subsidi. Ini jelas menunjukkan ketidakmampuan dan kepanikan pemerintah, alias mengibarkan bendera putih atas tarik-menarik kepentingan yang bermain. Karena memang isu BBM ini sangat sensitif, menggantungkan nasib jutaan rakyat. Kalau BBM dinaikkan agar APBN nggak jebol, konstelasi politik pasti langsung geger. Bisa-bisa lengser tuh SBY. Tapi serba salah juga, kalau nggak dinaikkan harga BBM, dan dilakukan pembatasan BBM subsidi. Susah juga kontrol di lapangannya (kita negara kepulauan bos, rakyatnya juga bejibun).
Seperti diketahui, Program Pengaturan dan Pembatasan Subsidi BBM sudah berlarut-larut sejak April dan Mei yang katanya akan terealisasi. Nyatanya, sampai akhir Juni 2011 spanduk-spanduk bertuliskan "BBM Subsidi Hanya Untuk Golongan Tidak Mampu" yang pastinya sudah tersebar di seantero SPBU di Indonesia, hanya pepesan kosong belaka. Seringkali kita dapati, mobil-mobil mewah, masih 'nyusu' premium. Apa boleh dikata, Pertamax mahal gan..!!
Intinya, buat MUI: Ini urusan politik bung! Jangan ngolah di tempat 'becek' sekelas ESDM, yang konon katanya dulu waktu Menterinya PY, Kementerian ESDM adalah ATM buat partai penguasa dan koalisinya. Mungkin sampai sekarang juga. Bayangkan saja, Batu Bara, Migas, Emas, Nikel dan aneka tambang lainnya semua 'nyetor' dan diolah oleh sang regulator yang bersemayam di Jalan Medan Merdeka, Jakarta ini.
Intinya, buat MUI: Ini urusan politik bung! Jangan ngolah di tempat 'becek' sekelas ESDM, yang konon katanya dulu waktu Menterinya PY, Kementerian ESDM adalah ATM buat partai penguasa dan koalisinya. Mungkin sampai sekarang juga. Bayangkan saja, Batu Bara, Migas, Emas, Nikel dan aneka tambang lainnya semua 'nyetor' dan diolah oleh sang regulator yang bersemayam di Jalan Medan Merdeka, Jakarta ini.
Inilah sarang mafia Republik. Kementerian paling strategis dan potensial untuk 'merampok' uang negara. Nurfahmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar