Kamis, 19 Juli 2012

Tradisi Jatah Kue Politik


Bagi-bagi kue kekuasaan-karikatur inilah.com

Anda ingin menjadi Presiden di Indonesia? Eits, bikin coret-coretan dulu buat calon pembantu anda. Sebelum memuaskan mereka yang telah mendukung anda dengan berbagi kue kekuasaan. Nah, ada beberapa tradisi di Indonesia yang sudah menjadi aturan tidak tertulis. Cekibrot gan!

Pertama, kalau anda orang Jawa, pastikan Wapres anda bukan Jawa lagi. Begitu pun sebaliknya. Kalaupun mentok-mentoknya Jawa, yah terpaksa porsi orang Jawa dikurangin untuk jatah Kementerian atau Lembaga tinggi negara. Kedua, kalau anda dari kalangan militer, yah mbokyao tau diri jangan Wapresnya militer juga. Taruhlah seorang ekonom atau sipil.

Ketiga, Pastikan putra-putri terbaik Bangsa ini dari Sabang sampai Merauke menempati pos Kementerian. Kalau mau aman di DPR, kasihlah jatah Menteri buat petinggi-petinggi partai politik pendukung koalisi anda. Lanjut lagi, keempat: Arif dan bijaklah dalam menempatkan posisi Menteri atau Kepala Lembaga Tinggi Negara. Kalau salah orang, bisa jadi ada ketidakpuasan kedepannya, lalu mereka menjadi oposisi yang akan merongrong anda selama anda berkuasa. Maksudnya? Gini lho, kita tahu bersama kalau dari dulu, jatah Menteri Agama itu memang dari kalangan Nahdiyin, yaah harus disadari mereka adalah umat mayoritas di tanah air. Nah, tradisinya buat menghibur Muhammadiyah, biasanya jatah Menteri Pendidikan Nasional itu orang Muhammadiyah.

Kelima, untuk jatah di kalangan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Biasanya Panglima TNI itu dibagi rata, bisa dari Angkatan Laut dulu, terus AU, nah baru menjelang pemilu biasanya itu jatah Angkatan Darat. Dan harus diatur betul jatah antrian angkatannya. Kalau nggak bisa berabe bos! Ente mau dikudeta di tengah jalan. Hehehe....lanjut lagi di next artikel, kalau kepanjangan pan ente juga nyang malay baca. Regards