foto: kotakgame.com |
Manusia pada umumnya punya kebiasaan doyan mengkritik, dan anti, risih, sungkan atau enggan dikritik. Lihat saja, pertandingan bola: Penonton dengan mudahnya melemparkan cacian-makian bahkan "lempar jumroh" ke arah pemain di lapangan kalau permainannya tidak seperti harapan penonton. Padahal, belum tentu mereka bisa punya skill seperti pemain yang mereka hujat seandainya saja bertukar posisi.
Begitupun juga dengan catur, sebuah permainan yang hanya dimainkan dua orang, dua otak, dan dua tangan. Namun yang terjadi di TKP, terkadang kanan-kiri-belakang (gak mungkin di depannya, kan ditengah-tengahnya papan catur nanti kalau nonton di depannya yang ada malah ancur tuh...*ngigo kepanjangan). Kembali ke catur, coba lihat betapa genit dan gatelnya komentator di sekeliling dua orang yang sedang bermain catur?"kudanya awass! Sternya hati-hati noh, pion majuin, etc."
Begitulah gambaran watak khas manusia, senang mengkritik, tutup telinga dan mata kalau dikritik. Sebenarnya mudah saja untuk menganalogikan sebuah konsep mengkritik-dikritik.
Begitupun juga dengan catur, sebuah permainan yang hanya dimainkan dua orang, dua otak, dan dua tangan. Namun yang terjadi di TKP, terkadang kanan-kiri-belakang (gak mungkin di depannya, kan ditengah-tengahnya papan catur nanti kalau nonton di depannya yang ada malah ancur tuh...*ngigo kepanjangan). Kembali ke catur, coba lihat betapa genit dan gatelnya komentator di sekeliling dua orang yang sedang bermain catur?"kudanya awass! Sternya hati-hati noh, pion majuin, etc."
Begitulah gambaran watak khas manusia, senang mengkritik, tutup telinga dan mata kalau dikritik. Sebenarnya mudah saja untuk menganalogikan sebuah konsep mengkritik-dikritik.
Analoginya sederhana, gunakan "teori kentut". Seringkali kita risih dan spontan akan memaki habis-habisan bahkan si pelaku kentut sembarangan menjadi bulan-bulanan massa dan dihakimi di tkp. Namun apa yang terjadi kalau gas buangan perut yang mampir berdesakan lewat anus tersebut, keluar dari salah satu organ tubuh paling berharga kita (panta*)?Ups, kita paling cuma cengar-cengir dan pasti bikin orang yang mendengar dan mengendusnya cenat-cenut. Dengan tampang innocent, dan pasang reaksi mimik muka tidak bersalah. Bahkan sadisnya, terkadang kita mengeluarkan alibi kontra intelijen. "Ih, bau banget...!! Siapa yang ngentut neh?! Ayo ngaku!!" begitulah alibi sang pengentut tidak tau dosa.
Dan jurus ampuhnya adalah: "Bang bang tut akar gulang galing. Siapa yang kentut ditembak raja maling, musuh dalam selimut, sama juga maling. Mulut bau kentut, di belakang ngomong miring. Lempar lempar batu lalu sembunyi tangan. Bikin orang bingung langsung buang badan. Sepandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Belagak sahabat pasti ketahuan belangnya."Kurang lebih persis seperti lirik Slank inilah analogi konsep mengkritik dan dikritik. *nyambung gak seyh?*terinspirasi dari suara kentut ayahanda yang menggelegar ketika sedang nonton bersama keluarga
Dan jurus ampuhnya adalah: "Bang bang tut akar gulang galing. Siapa yang kentut ditembak raja maling, musuh dalam selimut, sama juga maling. Mulut bau kentut, di belakang ngomong miring. Lempar lempar batu lalu sembunyi tangan. Bikin orang bingung langsung buang badan. Sepandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Belagak sahabat pasti ketahuan belangnya."Kurang lebih persis seperti lirik Slank inilah analogi konsep mengkritik dan dikritik. *nyambung gak seyh?*terinspirasi dari suara kentut ayahanda yang menggelegar ketika sedang nonton bersama keluarga
Galih Prasetyo, Iqlima Huraida and Achmad Rizki like this.
Starla Dee wah dombel nulis notes. tp kok gw liat kaya 'alibi sang pengentut' sih. Kentut sndiri tp dilempar ke ayahanda. hahahaa.......!Friday at 3:39am
NurFahmi Budi Prasetyo haha, ini neh tipe orang yg udah doyan ngeritik, ngecengin n fitnah lg. Lengkap sudah penderitaanmu nak. Wkwk...
Friday at 3:40am
Achmad Rizki emang ratu suka kentut bel? sudah mantaPPP ente bel. ane bacanya ketawa sendirian niii. hehehehehe
Friday at 3:42am ·
Starla Dee masa sih??? kejam kalee tuduhannya. Ga baik mbel menuduh tanpa bukti yg kuat. ntar jadinya malah dombel yg fitnah. hehe...!
Friday at 3:43am ·
NurFahmi Budi Prasetyo iya, ane saksi idup yg ngedenger n nyium lgsg. Kejadiannya di suatu tempat perbelanjaan, lg double date mo nntn pilem.
*nying2: ente neh bener2 kader ka'bah sejati yah, nulis mantaPPP teruss....
Friday at 3:45am
Achmad Rizki iyaa dong kalau ane nulis mantaPPP, huruf Pnya harus tiga heheh, ente ini nangkep aja yeeeee
Friday at 3:48am ·
NurFahmi Budi Prasetyo haha, akhirnya dia ngaku sendiri kalo hobinya emang kentut.
Kalo mo tanya lbh otentik, tanya tuan muda aja nying! Tp pst galih menutup2i aib kekasihnya, dan tdk independen lg si galih. Ayo kita tanya pd rumput yg bergoyang sajo...btw dah cebok blm tu, td kentut ape cepirit...wkwkwk...
Friday at 3:49am ·
Starla Dee gw kan orangnya mang jujur mbel. saat gw kentut ya gw bilang tp klo ga ya ga. boleh tanya sama kekasih hati. dia aja bilang klo gw mandi ga mandi tetep harum n cantik. whakakakak.....jujur itu kekasih qu.
Friday at 3:51am ·
NurFahmi Budi Prasetyo gue juga tu, kalo pun mahda kentut didepan muka gue. W pst blg, "Haruumm kok beib, nambah dong."
begitulah cinta, ta* pun rasa coklat. Haha...love is blind
Friday at 3:57am
Achmad Rizki ikutan juga ahhhh, gw juga bel, tu kalau Lia kentut gw bilang wangiiii betul...... nambah dong wkwkwkwkwk
Friday at 4:00am ·
Starla Dee ih...pada gelo malam2 gni. sana pada tidur. anak di bawah umur ga baik tidur malam2.
Friday at 4:01am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar