Dirjen Migas Evita Legowo-Foto Adi Wijaya |
indopetro-Online, Jakarta - Produksi gas bumi meningkat dua kali lipat dibandingkan minyak bumi. Kementerian ESDM dalam, hal ini Direktorat Jenderal Migas akan terus mengupayakan pembenahan infrastruktur demi menjawab persoalan kebutuhan gas bumi domestik.
Demikian paparan Dirjen Migas Evita Legowo di Focus Group Discussion Tentang “Infrastruktur Sebagai Jawaban Kebutuhan Gas Bumi Domestik” yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), di Hotel Sari Pan Pacifik, Jakarta, (7/6/2011).
Ia mengatakan, tren kebutuhan gas bumi untuk bahan baku industri dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan, hal ini juga berlaku pada kebutuhan gas bumi untuk bahan bahan bakar (termasuk LNG).
“Seiring waktu, produksi gas meningkat secara signifikan pada 2002, di mana produksi gas Indonesia telah lebih besar daripada produksi minyak. Dalam produksi gas tahun 2010 mencapai angka tertinggi dalam sejarah, yang rata-rata mencapai 8.857 MMSCFD atau lebih dari 1,5 juta barel setara minyak per hari,” jelasnya.
Evita menambahkan, terlihat ada peningkatan sebesar 24% untuk distribusi gas domestik sejak 2006 dan sebaliknya ekspor gas ke luar negeri menurun. Pada 2010, ekspor meningkat secara signifikan karena kilang LNG Tangguh beroperasi penuh.
Sementara itu di tempat yang sama, Anggota Komisi VII DPR RI Satya W Yudha menilai persoalan infrastruktur gas bumi yang paling utama adalah judge policy harus diprioritaskan. Agar pemerintah bisa menentukan policy mana yang terbaik.
“Kalau memang perlu dipaksa biar pro growth, pro job dan pro poor, yah paksa saja. tapi maksanya yang enak. Karena bagaimanapun pengusaha itu mikirnya untung saja, yang jelas ada pemaksaan tapi ada juga insentif yang diberikan,” ujarnya. Nurfahmi-(bisa dibaca di: http://indopetro-online.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar