Jumat, 10 Juni 2011

Behind The Great Corporate Disaster (Kebiasaan Perusahaan Yang Merusak, Cara Mendeteksi, dan Solusinya)

Foto: Adi Wijaya

Behind The Great Corporate Disaster 
(Kebiasaan Perusahaan Yang Merusak, Cara Mendeteksi, dan Solusinya). Sonny Gunawan. 2011. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Mengapa pengetahuan manajemen tidak serta merta membuat manusia lebih baik dalam mengelola sebuah organisasi? Mengapa yang namanya salah urus (mismanagement) dan korupsi begitu merebak dalam kehidupan berorganisasi? Tanpa kesadaran akan penyakit kronis organisasi, alih-alih kelihatannya semakin maju, tanpa disadari perusahaan atau organisasi mengalami kemunduran dari waktu ke waktu karena ketidakberdayaan mengatasi persoalan inti manajemen.
Pengalaman korporat global tentang bagaimana perilaku dalam menjalankan bisnis mereka, dampak yang diakibatkan, dan pola kehancurannya tersaji menarik dalam buku ini. Gagasan yang tertuang dalam buku ini meletakkan hati nurani manusia yang menyimpang sebagai inti persoalan manajemen.
Kelebihan buku ini adalah mengandung gagasan yang mengintegrasikan prinsip-prinsip manajemen modern, pesan moral, etika bisnis dengan nilai-nilai spiritual yang berlaku secara universal. Pembahasan bagaimana mensinergikan konsep manajemen dengan pengamatan dan pengalaman yang dijalani oleh penulis sehingga Anda dapat merasakan soul dari buku ini.
Sonny Gunawan, penulis buku ini tidak bermaksud untuk mencela perusahaan tertentu. Tetapi untuk mengetahui kemungkinan adanya jebakan ‘bad habits’, membuka belenggu dan membuka wawasan para pemimpin khsusunya pemimpin puncak perusahaan agar perusahaan yang masih berdiri saat ini dapat terus bertumbuh kearah perkembangan yang sehat dan terkendali serta dapat memberikan kontribusi bagi kesejahteraan bangsa dan Negara tercinta.
Sebagai praktisi dan pengamat bisnis, penulis mengajak kepada para pengambil keputusan strategis di perusahaan untuk berhenti sejenak agar dapat menelaah kemungkinan adanya ‘bad habits’ yang telah mengidap secara kronis di dalam perusahaan yang dipimpinnya dan dapat segera mengambil ‘execution and decition’ yang diperlukan secara bijak, guna menyelamatkan perusahaan dari kehancuran.

Fenomena perusahaan yang biasa terjadi, sang pemilik berpandangan perusahaan mereka bukan panti sosial yang begitu saja memberikan gaji tanpa kontribusi maksimal karyawan. Kasus unik yang terjadi dimana pada saat kondisi perusahaan mencapai titik sukses (perusahaan ekspansif, pangsa pasar meningkat, laba bersih meningkat) sang professional/karyawan merasa terabaikan, mereka ingin dihargai secara layak oleh pemilik modal karena mereke merasa turut membangun perusahaan sampai ke titik sukses tetapi dengan berbagai alasan sang pemilik modal merasa telah menghargai mereka dengan gaji dan bonus yang menurut pendapatnya telah cukup layak. Bisa dibaca di majalah indoPetro Edisi Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar