Fabio Cannavaro merangkul Quagliarella yang memiliki banyak kesempatan emas untuk menjebol gawang Slovakia. |
"Sebuah Refleksi Atas Di-Perancis-kannya Italia"
Berhenti Berharap
Aku pulang....
Tanpa dendam....
Kuterima... kekalahanku...
Aku pulang...
Tanpa dendam...
Kusalut kan .. kemenanganmu...
Potongan lagu berhenti berharapnya Sheila On 7 ini saya nyanyikan sepanjang perjalanan pulang kerja Kebayoran Lama-Depok, setelah melihat kekalahan Italy pada menit 75 sudah tertinggal 2-0. Saya putuskan untuk pulang saja, nggak kuat rasanya melihat tim yang kita dukung menelan pil pahit ini.
Sesampainya di rumah saya buka detik.com, dan ternyata hasil akhirnya 3-2. Saya masih bisa tersenyum, akhirnya Italy negara jagoan semenjak piala dunia pertama kali saya ikuti pada usia tujuh tahun (1994) bisa ngegolin juga, walaupun tetap hasilnya mengecewakan.
Kalau seorang Indra Jaya Pilliang mengabadikan kekalahannya di arena pilpres 2009 (Timses JK) lewat sebuah buku yang berjudul "Mengalir Meniti Ombak: Memoar Kritis Tiga Kekalahan, maka saya sebagai "tim hore" (baik suksesi politik maupun suporter sebuah klub) hanya bisa meratapi kekalahan dengan sebuah curcol (curhat colongan-red) di notes pacebu'uk.
Entah kenapa jagoan-jagoan pilihan saya keok semua sepanjang 2009-2010 ini, Persija Jakarta masih harus bersabar puasa gelar di ISL, AC Milan tertatih-tatih di posisi ke tiga Serie A Liga Italy. Dan terakhir Italy harus mengakui kehebatan negara debutan Piala Dunia, Slovakia.
Sementara itu dalam dukungan politik, capres dukungan saya, JK harus berbesar hati menerima kekalahan karena hanya memperoleh 12 persen suara di Pemilu 2009. Praktis hanya Anas Urbaningrum jagoan saya yang berhasil memenangi pertarungan Kongres Partai Demokrat di Bandung, dan Fahmi Dzikrillah Ketum HMI Cabang Jakarta Selatan (2009-2010) juga salah satu dari pilihan politik saya pada Konfercab yang dinilai kontroversial oleh kompetitor.
Dalam sebuah permainan, kompetisi menang atau kalah biasa. Namun yang luar biasa adalah sang pemenang berhasil membuat si kalah tidak merasa kalah (menang tanpa ngasorake), dan si kalah harus menerima kekalahan itu dengan sportif.
Andai saja Bangsa kita berjiwa besar dalam menerima suatu kekalahan, maka kerusuhan pilkada, sepakbola (wasit dipukulin), tawuran antar suporter. Dan anarkisme-anarkisme lain atas nama tidak menerima kekalahan, secara otomatis, media yang mengangkat berita-berita kriminal seperti Buser, Patroli, atau Lampu Ijo dan Pos Kota akan sepi berita.
Andai pemain-pemain sepakbola kita bisa meniru sikap fairplay pemain luar yang bertanding di Piala Dunia, yang mana seringkali terlihat keputusan wasit merugikan satu team. Namun pemain-pemainnya legowo dan menghormati keputusan wasit.
Berhenti Berharap
Aku pulang....
Tanpa dendam....
Kuterima... kekalahanku...
Aku pulang...
Tanpa dendam...
Kusalut kan .. kemenanganmu...
Potongan lagu berhenti berharapnya Sheila On 7 ini saya nyanyikan sepanjang perjalanan pulang kerja Kebayoran Lama-Depok, setelah melihat kekalahan Italy pada menit 75 sudah tertinggal 2-0. Saya putuskan untuk pulang saja, nggak kuat rasanya melihat tim yang kita dukung menelan pil pahit ini.
Sesampainya di rumah saya buka detik.com, dan ternyata hasil akhirnya 3-2. Saya masih bisa tersenyum, akhirnya Italy negara jagoan semenjak piala dunia pertama kali saya ikuti pada usia tujuh tahun (1994) bisa ngegolin juga, walaupun tetap hasilnya mengecewakan.
Kalau seorang Indra Jaya Pilliang mengabadikan kekalahannya di arena pilpres 2009 (Timses JK) lewat sebuah buku yang berjudul "Mengalir Meniti Ombak: Memoar Kritis Tiga Kekalahan, maka saya sebagai "tim hore" (baik suksesi politik maupun suporter sebuah klub) hanya bisa meratapi kekalahan dengan sebuah curcol (curhat colongan-red) di notes pacebu'uk.
Entah kenapa jagoan-jagoan pilihan saya keok semua sepanjang 2009-2010 ini, Persija Jakarta masih harus bersabar puasa gelar di ISL, AC Milan tertatih-tatih di posisi ke tiga Serie A Liga Italy. Dan terakhir Italy harus mengakui kehebatan negara debutan Piala Dunia, Slovakia.
Sementara itu dalam dukungan politik, capres dukungan saya, JK harus berbesar hati menerima kekalahan karena hanya memperoleh 12 persen suara di Pemilu 2009. Praktis hanya Anas Urbaningrum jagoan saya yang berhasil memenangi pertarungan Kongres Partai Demokrat di Bandung, dan Fahmi Dzikrillah Ketum HMI Cabang Jakarta Selatan (2009-2010) juga salah satu dari pilihan politik saya pada Konfercab yang dinilai kontroversial oleh kompetitor.
Dalam sebuah permainan, kompetisi menang atau kalah biasa. Namun yang luar biasa adalah sang pemenang berhasil membuat si kalah tidak merasa kalah (menang tanpa ngasorake), dan si kalah harus menerima kekalahan itu dengan sportif.
Andai saja Bangsa kita berjiwa besar dalam menerima suatu kekalahan, maka kerusuhan pilkada, sepakbola (wasit dipukulin), tawuran antar suporter. Dan anarkisme-anarkisme lain atas nama tidak menerima kekalahan, secara otomatis, media yang mengangkat berita-berita kriminal seperti Buser, Patroli, atau Lampu Ijo dan Pos Kota akan sepi berita.
Andai pemain-pemain sepakbola kita bisa meniru sikap fairplay pemain luar yang bertanding di Piala Dunia, yang mana seringkali terlihat keputusan wasit merugikan satu team. Namun pemain-pemainnya legowo dan menghormati keputusan wasit.
Lihat saja betapa pasrahnya (tanpa protes atau mencaci wasit seperti di Indonesia) Tim Cahil, Kaka, Klose, Gourcuff, mereka semua korban kartu merah wasit yang tidak kenal kompromi walaupun pelanggarannya bukan termasuk kategori serius (layak untuk diberikan kartu merah). Dan coba perhatikan bagaimana fairplay-nya Fabio Quagliarella, dan seluruh pemain Italy yang golnya tidak dianggap walaupun sudah melewati garis gawang Slovakia sebelum disepak jauh oleh Skrtel (bek Slovakia).
Sampai saat ini kita masih bisa berandai-andai...................
Sampai saat ini kita masih bisa berandai-andai...................
Buffon, sesaat setelah wasit meniup pekuit panjang tanda berakhirnya pertandingan Italy-Slovakia dengan hasil 3-2 untuk kemenangan Slovakia |
Guwon Rizki, Muhammad Rozi and Achmad Rizki like this.
Eko Miharjah Marzoeki Dm masalahnya, kita tidak saling menghargai, yang ada adalah saling mencurigai satu sama lain
contohnya, ketika wasit memberikan kita hukuman, kiuta beranggapan wasit berpihak kepada lawan kita, padahal sebenarnya wasit sudah berusaha objektive, meskipun ada kesalahan wasit, bukan karena mendukung tim lawan, tapi karena murni keterbatasan sang wasit sebagai manusia.
June 27, 2010 at 5:13am ·
Achmad Rizki emangnya jago apa Italia bel heheheheh
tapi curhatan ente ok, untuk melampiaskan kekecwaan kekalahan italia
June 27, 2010 at 7:07am ·
Haris Suhendra
Dalam sebuah pertarungan hanya ada yg menang dan kalah, yg menang mereka brsorak gembra atas kemenanganya, yang kalah mereka bersdih dan harus berbesar hati menerima kekalahanya. Kalah bukan brati hbis tetapi kalah hanyalah kemenangan yg te...rtnda, dg kekalahan seseorang or team akan mengevaluasi dan brintrospeksi atas kekalahanya. Seperti yg d katakan cannavaro (capt italy) italy akan kembli dg kekuatan yg lbh baik.
Akan tetapi apapun hasilnya ( italy di dadakau italy kbangganku)See More
June 27, 2010 at 11:45am- NurFahmi Budi Prasetyo @kanda Eko: bnr bang, tdk ada kebenaran yg mutlak, kasian wasit di Indonesia, terkadang srg berpihak kpd tim tuan rumah krn tkt akan keamanan dirinya.
@nying2: et dah, songek bener nh bocah tua nakal, jagoan ente apa nying?
@haris: kt tunggu Italy juara di Piala Eropa 2012.
June 27, 2010 at 12:23pm - NurFahmi Budi Prasetyo @kanda Eko: bnr bang, tdk ada kebenaran yg mutlak, kasian wasit di Indonesia, terkadang srg berpihak kpd tim tuan rumah krn tkt akan keamanan dirinya.
@nying2: et dah, songek bener nh bocah tua nakal, jagoan ente apa nying?
@haris: kt tunggu Italy juara di Piala Eropa 2012.
June 27, 2010 at 12:24pm - Haris Suhendra Yoi, eropa akan d rebut italy dr spanyol. Dan akan menebus ksalahan d PD 2010
June 27, 2010 at 2:23pm
Eko Miharjah Marzoeki Dm kalau spanyol, jerman, argentina apalgi brasil menjadi juara piala dunia adalah hal yang biasa terjadi. Tapi kalau seperti jepang, slowakia, ghana itu luas biasa jika terjadi
June 27, 2010 at 2:35pm
Eko Miharjah Marzoeki Dm italia adalah sebuah negara berdaulat sama seperti Indonesia
June 27, 2010 at 8:55pm
Eko Miharjah Marzoeki Dm Inggris sudah kalah... Sebagai tifosi, sakit hati saya terobati...
June 28, 2010 at 8:03am
Farhan Syuhada Kata Tuhan, kekuasaan di dunia akan dipergilirkan atas setiap kaum. Para gladiator romawi harus sadar akan hal itu. Biru laut sudah ke laut. Biru langit akan menggapai langit dgn world cup dlm genggaman. Sgra alihkan dukungan dinda..!!
June 28, 2010 at 10:30am- Mohammad Sukri Belanda woy..orange kota ku..tak kenal lelah pantang menyerah..
Inggris Italia..pRANCIS..see you di bandara..
June 28, 2010 at 12:15pm ·
Eko Miharjah Marzoeki Dm @bang Farhan: Mengalihkan dukungan mungkin saja, tapi kalau mengalihkan ke Argentina kayaknya tidak.
June 28, 2010 at 1:22pm
NurFahmi Budi Prasetyo
^nying2: Selamat menyusul Italy ya inggris...lebih menyakitkan lagi nying
^Bang Katong: Maaf bang pake Katong, soalnya seminggu ini ane nonton film Tanah Air Beta n Red Cobex, dialognya pake bahasa katong2 teruss...hehehe....
Kalo Italy Biru... Laut itu menandakan kedalaman dan kematangan, kalo Argentina Biru Muda mengisyaratkan ceteknya air...n menandakan.....??? paling poll mpe perempat final bang..hehehe...
berhubung Argentina ga ada pemain Milannya, so ane alihkan dukungan Brazil
^Ketum SUkri: Orange cukup dukung Persija aja, Belanda ex kolonial ke laut aja.See More
June 28, 2010 at 6:29pm ·
Farhan Syuhada Sy jg barusan nonton TAB. Film itu trlalu dalam mengaduk2 masa lalu sy. He... Obrigado.
June 28, 2010 at 6:50pm- NurFahmi Budi Prasetyo Masa kecil aBang sPt Carlo'kah? Hehe..
Klo di RC ada lagu yg sRg aBang nyanyiin, "Sio mama gendong beta"..
June 28, 2010 at 7:31pm - NurFahmi Budi Prasetyo ^B.Farhan: ane tau kepanjanganna DSPT: Dedi Setiawan P*******r T***a toh..
Sang juru slmt messi'ah centiong dgn paket gazanya.
B.abin jg srg nyanyi, tp ttp aja sanad awalnya dr b.katong. Hehe..
^mantum rozi: sory ane sbt2 lamjo, thx jempolna
June 29, 2010 at 12:38am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar