Golkar Juara Pilkada |
Meskipun sering mengalami kekalahan telak di beberapa perhelatan pilkada, Golkar masih unggul di klasemen sementara 'pemenang' Pilkada.
Dulu ketika Golkar dipimpin oleh JK, Partai Beringin itu sering mengalami kekalahan di sejumlah pilkada. Sekarang di bawah komando Ical, sepanjang tahun 2010, lagi-lagi Golkar sering kalah telak di beberapa pilkada.
Pengamat politik Universitas Nasional Jakarta, Alfan Alfian mengingatkan Golkar harus merubah strategi lama. “Harus ada perubahan strategi, pola lama harus diganti, evaluasi internal dimulai dari awal penentuan kriteria pencalonan, dan yang terpenting jangan terpaku dari hasil survei yang selama ini didesain secara pesanan, sehingga terkesan tidak objektif karena dipaksakan,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, 14 Juli 2010.
Alfan menilai ajang pemilihan kepala daerah lebih melihat sosok figur kandidat dibandingkan partai, jadi menurutnya Golkar harus mengusung figur yang mempunyai elektabilitas tinggi disamping kapasitas dan integritas.
Masih menurut Alfan, ketika ditanya apakah ada pengaruhnya pencitraan dari Golkar yang selama ini ngotot mengusulkan dana aspirasi 15 miliar dengan hasil kekalahan Golkar di beberapa pilkada. Ia mengatakan, “Pencitraan Golkar di tingkat pusat tidak akan mempengaruhi tingkat politik lokal atau daerah,” tandasnya.
Senada dengan Alfan Alfian, peneliti LSI (Lembaga Survei Indonesia-red), Burhanuddin Muhtadi menganggap pilkada memiliki logika berbeda. Isu yang menghantam Golkar di tingkat nasional, seperti dana aspirasi dan statement Ical mengenai "politik tikus". Sepertinya tidak berpengaruh kepada konstelasi di daerah, justru yang paling berpengaruh adalah popularitas dan elektabilitas kandidat.
Burhanuddin menyampaikan data kepada RM sekaligus menyangkal kalau Golkar selalu kalah di pilkada, “Berdasarkan data, Golkar meraih 43,9 persen kemenangan dari ratusan pilkada sepanjang tahun 2010, hanya saja di pilkada Jateng, dari 11 pilkada, Golkar Cuma menang sekali, karena Jateng merupakan kantong massa terkuat PDIP,” paparnya.
Lebih lanjut Burhanuddin menambahkan, Golkar hanya kuat di kabupaten atau kota. Dari enam pilkada tingkat provinsi, Golkar hanya unggul di dua provinsi, Jambi dan Kalsel. Dosen Universitas Paramadina tersebut malah mengherankan prestasi Demokrat yang sangat rendah di pilkada, peraih double winner pilpres dan pileg 2009 kemarin ini menurutnya melihat kekalahan di banyak pilkada menjadi alarm tersendiri bagi Demokrat.
Nurfahmi, Liputan ga dimuat di Rakyat Merdeka (14 Juli 2010).
Pengamat politik Universitas Nasional Jakarta, Alfan Alfian mengingatkan Golkar harus merubah strategi lama. “Harus ada perubahan strategi, pola lama harus diganti, evaluasi internal dimulai dari awal penentuan kriteria pencalonan, dan yang terpenting jangan terpaku dari hasil survei yang selama ini didesain secara pesanan, sehingga terkesan tidak objektif karena dipaksakan,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, 14 Juli 2010.
Alfan menilai ajang pemilihan kepala daerah lebih melihat sosok figur kandidat dibandingkan partai, jadi menurutnya Golkar harus mengusung figur yang mempunyai elektabilitas tinggi disamping kapasitas dan integritas.
Masih menurut Alfan, ketika ditanya apakah ada pengaruhnya pencitraan dari Golkar yang selama ini ngotot mengusulkan dana aspirasi 15 miliar dengan hasil kekalahan Golkar di beberapa pilkada. Ia mengatakan, “Pencitraan Golkar di tingkat pusat tidak akan mempengaruhi tingkat politik lokal atau daerah,” tandasnya.
Senada dengan Alfan Alfian, peneliti LSI (Lembaga Survei Indonesia-red), Burhanuddin Muhtadi menganggap pilkada memiliki logika berbeda. Isu yang menghantam Golkar di tingkat nasional, seperti dana aspirasi dan statement Ical mengenai "politik tikus". Sepertinya tidak berpengaruh kepada konstelasi di daerah, justru yang paling berpengaruh adalah popularitas dan elektabilitas kandidat.
Burhanuddin menyampaikan data kepada RM sekaligus menyangkal kalau Golkar selalu kalah di pilkada, “Berdasarkan data, Golkar meraih 43,9 persen kemenangan dari ratusan pilkada sepanjang tahun 2010, hanya saja di pilkada Jateng, dari 11 pilkada, Golkar Cuma menang sekali, karena Jateng merupakan kantong massa terkuat PDIP,” paparnya.
Lebih lanjut Burhanuddin menambahkan, Golkar hanya kuat di kabupaten atau kota. Dari enam pilkada tingkat provinsi, Golkar hanya unggul di dua provinsi, Jambi dan Kalsel. Dosen Universitas Paramadina tersebut malah mengherankan prestasi Demokrat yang sangat rendah di pilkada, peraih double winner pilpres dan pileg 2009 kemarin ini menurutnya melihat kekalahan di banyak pilkada menjadi alarm tersendiri bagi Demokrat.
Nurfahmi, Liputan ga dimuat di Rakyat Merdeka (14 Juli 2010).
Moh Muhsin Rofiey likes this.
Burhanuddin Muhtadi Full
Saya akan update perolehan kemenangan partai dalam pilkada> Berdasarkan data saja ya, bukan spekulasi. Biarlah angka yang berbicara:
Dari 137 pilkada yang sudah berlangsung sepanjang 2010 baik ditingkat provinsi maupun kab/kota: Golkar berad...a di urutan teratas dengan hasil final 44%, calon Golkar yang masuk putaran kedua sebanyak 5%. Total 49%. Diperingkat kedua PDIP dengan kemenangan sebesar 35% dan calon PDIP yg masuk putara kedua 5%. Demokrat berada diurutan keempat di bawah Golkar, PDIP dan PKS. Saat ini Demokrat baru menang 30% dan 3% lainnya calon Demokrat masuk putaran kedua.
Data di atas, tidak terlalu berbeda dari sisi margin antara urutan pertama dan kedua, dengan data yang dimiliki TEPI. Dari 92 kali pilkada, TEPI mencatat Partai Golkar yang paling banyak memenangkan calon kepala daerah. Partai yang dipimpin Aburizal Bakrie itu telah memenangkan 38,46%. Bedanya, hasil pilkada yang direkap saya lebih banyak ketimbang TEPI.
Jeiry Sumampouw, bahwa jumlah perolehan Golkar itu disusul oleh PDIP sebanyak 34,07%, diikuti oleh Partai Demokat, PAN, dan PPP masing-masing 24%.
Tengs,
BurhanSee More
July 19, 2010 at 12:55pm ·
NurFahmi Budi Prasetyo Trims mas update info'na, mhn maaf ga dimuat, biasa media cetak, hrs ada seleksi berita dulu. hehe
July 19, 2010 at 12:57pm ·
Rusdi Noor mgkn golkar skrg spesialist pilkada,data yg
sy ketahui pilkada 2010 kab.bandung agustus yad,dari 8 (delapan) pasangan,6 pasangan didominasi golkar..rekor baru kayaknya?
July 20, 2010 at 11:41am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar