by NurFahmi Budi Prasetyo on Saturday, May 22, 2010 at 10:40am
Beberapa jam usai pembukaan Kongres II Partai Demokrat di Bandung, SBY sebagai Dewan Pembina PD memanggil 3 calon Ketum PD untuk ditanyai visi misi dan keseriusannya dalam pencalonan. Namun pertemuan itu berlangsung tertutup, para jurnalis dan publik belum mengetahui pasti apa maksud pemanggilan Dewan Pembina PD, SBY. Berikut dialog perkiraan yang terjadi, ini hanya karangan fiktif penulis belaka, adapun kesamaan nama orang dan tempat adalah faktor kebetulan saja. *untuk menghindari somasi atau gugatan*
Suasana Kongres Demokrat-apakabar.web.id |
SBY membuka pertemuan dengan basa-basi terlebih dahulu: Bismillahirahmanirrahiim, Ass. Wr.Wb, alhamdulillah pembukaan Kongres baru saja berlangsung dengan lancar dan khidmat, semoga seterusnya hingga akhir kongres tetap berlangsung dengan baik disertai semangat berpesta demokrasi ala Demokrat yang saya yakin semuanya semata-mata karena mengharapkan kejayaan Partai Demokrat dan kemajuan Bangsa dan Negara yang kita cintai ini.
SBY: "Baiklah, maksud saya memanggil saudara-saudara kandidat Ketua Umum PD adalah untuk mengecek lebih jauh seberapa jauh niat tulus saudara untuk memajukan partai ini ke depannya. Mungkin saya akan bertanya kepada yang paling senior terlebih dahulu, Pak Marzuki Ali, saya heran dengan Bapak kenapa Bapak baru di menit-menit akhir (last time) mendeklarasikan diri untuk menjadi Ketum? Sebenarnya serius ga sih Pak Marzukie? Memang belum puas apa dapat posisi Ketua DPR RI?"
MA: "Wah Bapak ko gitu sih nanyanya?! Terkesan Pak SBY berat sebelah alias pilih kasih nih (sambil melirik ke kandidat lain yang berkumis). Saya kan juga kader Partai Demokrat, tentu saya juga punya hak untuk memilih dan dipilih dalam kongres ini. Mengenai alasan saya kenapa deklarasi di menit-menit akhir, yah cuma mau nyari sensasi aja sih pak, memangnya yang muda aja yang bisa maju, saya kan juga belum tua-tua amat kayak Pak SBY.
Ini juga bagian strategi saya untuk mengacak-ngacak peta politik kedua rival saya ini yang selalu berantem di media belakangan ini. Dan yang terpenting pak, saya maju agar semua rakyat Indonesia tau kalo Partai kita ini adalah partai paling demokratis sejati yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Masa' kita kalah ma partai beringin yang kemaren kongresnya begitu ramai dan heboh (jelas aja dua pentolan pemilik media pada maju), tapi pak kalo saya nanti pada akhirnya terpilih sebagai Ketum, kira-kira posisi Ketua DPR masih saya kan pak"? (dengan ekspresi muka tersipu-sipu malu-malu mau)
SBY: "Oh begitu toh alasannya, okelah kalo begitu saya juga respect dengan Pak Marzuki kalo maju cuma mau ngeramein aja. Untuk posisi Ketua DPR, jika Bapak nanti terpilih, yah ga bisa rangkap gitu dong pak, kasih kesempatan yang lain, saya sudah menyiapkan kader militan kita Ruhut sebagai pengganti Pak Marzuki. Lalu kemudian bagaimana dengan kamu Andi Kumis? Saya tau kamu paling besar logistiknya, belum apa-apa udah buka stand "Kampoeng Andi" yang semua pengunjungnya dimanjakan dengan fasilitas yang serba gratis, jangan-jangan kamu udah punya niat "money politics" yah? saya udah paham betul karakter kamu selama jadi jubir saya. Tapi nyantae aja, saya dan Ibas akan mendukung penuh kamu, walaupun mertua saya lebih cenderung ke Anas". ("ups, keceplosan dech")
AM: "Sebelumnya, terima kasih atas dukungannya pak, tapi jangan dibuka disini donk pak! kan ga enak ma kedua saudara saya ini" (sambil bisik-bisik di telinga SBY). Mengenai niat saya untuk maju pak, saya sudah seratus persen yakin akan menang, karena sudah hampir 86% DPD dan DPC seluruh Indonesia mendukung saya, itu juga menurut lembaga survey langganan partai kita "Serigala Indonesia (FOX)". Tapi pak, seperti Pak Marzukie yang menanyakan bagaimana jabatan kita sekarang jikalau nanti saya terpilih [udah pasti seh sebenarnya (dalam hatinya AM)]. Saya masih boleh jadi Menpora kan pak? boleh yah pak, please"!! (sambil ngedipin matanya dengan genit ke SBY).
SBY: "Baiklah kalo memang kamu sudah sangat yakin menang, karena memang saya sangat berharap kamu yang menang! Soalnya kalo Anas yang jadi Ketum, dia kan karakternya 11-12 seperti saya: kalem, lamban (wait and see), santun, cerdas, nggak mau menyinggung perasaan orang lain. Saya kira karakter seperti itu tidak pas kalo untuk menghadapi para oposisi kita yang lagi garang-garangnya. Tapi jujur saya sich sebenarnya tidak terlalu risau dengan kelakuan oposisi, saya cuma takut ma Ical, dia tuh duitnya banyak banget, apaan aja bisa dia lakonin, mangkanya kemarin permintaan beliau agar saya menendang SMI akhirnya saya jabanin juga toh! Yang pada akhirnya sekarang saya memilih Menkeu atas request si "dagu". Saya tahu kalo Agus itu dekat dengan Golkar, mangkanya nanti urusan pajak aman deh pokoknya.
Dan yang terpenting saya juga memuluskan kemauan si Abu Jahal itu untuk tidak mengangkat si Anggito yang melow kekanak-kanakan seperti saya. Kalian semua tau kan kalo Anggito tuh cs-an ma SMI. Maka dari itu, cuma kamu Andi, yang paling cocok untuk meladenin para oposan dengan gaya grasak-grusuk kamu ketika debat (kayak pake toa musholla). Mengenai posisi Menpora, saya kira kamu harus legowo dan berbagi ke Anas, kasian kan dia habis kalah, saya yakin dia ga puas kalo cuma sebagai Ketua Fraksi".
Belum selesai SBY berbicara, AU langsung interupsi
AU: "Interupsi Point of Privilege, Pak SBY, Pak MA, Pak AM yang saya hormati. Jujur saya merasa sakiiittt mendengar semua ini, secara definitif sudah jelas kemana arah politik Pak SBY, yang selama ini saya kagumi dan teladani, tapi ternyata malah destruktif. Sungguh teerrrlaaluuu....saya izin keluar dari pertemuan ini, saya akan buktikan siapa sebenarnya yang layak menjadi Ketum Partai demokrat 2010-2015, dan sekali lagi saya tegaskan disini, Demokrat ke depannya kalau tetap ingin berjaya, maka sudah seyogyanya dominasi patronase Pak SBY kita kikis habis, karena 2014 Bapak sudah tidak bisa lagi kita calonkan sebagai Presiden (kecuali amandemen pasal 7 UUD 45 mengenai masa jabatan Presiden berhasil kita gol-kan), maka dari itu mari kita jadikan kader-kader Partai Demokrat sebagai kader pelopor bukan pelapor. (dan AU langsung keluar dari ruangan VVVVIP Hotel bintang 5 di Bandung itu)
- Kholis Malik, Galih Prasetyo and Mohammad Rizky Bazar'ah like this.
NurFahmi Budi Prasetyo Tengkyu ki, kalo urusan kritik n caci maki smua orang pasti jago. Hehe..
@galih: trims 4 ur thumbs. I'm waiting ur comment!;-)
May 22, 2010 at 5:40pm
Luqman Kareem Saya rasa keluarnya Anas hanya ke toilet aja tum...
kemudian dia balik lagi dan bilang...
"saya tetap maju...Yakin Usaha Sampai...."
hehehe...
May 22, 2010 at 6:28pm
NurFahmi Budi Prasetyo @ketum lukman: hehe..yakin aja kyk'na kurang tum, yg dibutuhkan Anas cuma restu SBY. Tp smua'na bs t'jadi.
May 22, 2010 at 7:00pm
Galih Prasetyo
Kayaknya lebih sulit memperebutkan PB HMI 1 daripada Demokrat atau partai sejenisnya. Modal jadi Ketum Demokrat tdk perlu banyak mengeluarkan modal 'karungan' cuma butuh restu SBY, kl kata kanda dombel. Kemungkinan 'ngebom' duit kecil. Kl ...See More
May 23, 2010 at 1:03am ·
Fatah H. Seedhieqz @sukri:
dasar ekonom gendeng..
ha ha ha..
@dombel:
lanjut gan..!!
May 23, 2010 at 9:10am ·
NurFahmi Budi Prasetyo @galih: PB HMI ma PD scrubnya beda lih, tapi modus2nya juga agak mirip sih, yang jelas sekarang uang banyak tidak menjamin kemenangan, semoga ini bisa terjadi pada Kongres HMI yang selalu mewarisi tradisi para pemenang dari kalangan elitis.
@Sukri: hehehe...tadi udah terjawab di sms yah kri
@Fatah: siap juragan BPM...:)
@Acoy: Amiin...semoga bang ganteng semakin sejahtera sepulang dari papua
@Sultan: sepakat tan
May 23, 2010 at 10:31pm ·
Galih Prasetyo Apa jangan-jangan solidaritas kader-kader HMI di Demokrat untuk Anas lumayan kenceng ya? Sehingga membawanya hingga puncak kemenangan.....;
May 23, 2010 at 10:38pm ·
Mohammad Sukri fatah : dasar ketua BPM gila..gigi aja di majuin..zeot..piss proyek ku..
May 24, 2010 at 5:35pm ·
Fatah H. Seedhieqz @sukri:
wah tum, ane sabotase nih otoritas formal ente nanti...
ha ha ha...
@dombel:
siap laksanakan...
May 28, 2010 at 10:17am ·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar