Jumat, 03 Juni 2011

Lomba Hemat Energi Nasional 2011: Usaha Pemerintah cegah Pemanasan Global & Hemat APBN


Lomba Hemat Energi Nasional-esdm.go.id

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBT-KE) terus berupaya mengkampanyekan gerakan go green demi menyelamatkan lingkungan dari efek gas rumah kaca dan perubahan iklim, seperti diketahui salah satu sumber pemanasan global berasal dari besarnya jumlah konsumsi energi yang didominasi oleh energi fosil.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBT-KE), Luluk Sumiarso menyampaikan bahwa potensi penghematan energi di pengguna energi besar setara dengan lima juta Tonne of Oil Equivalent (TOE). Penghematan energi tersebut sama halnya dengan menunda pembangunan pembangkit listrik sebesar 58 TWh atau 6.600 MW.

Hal ini disampaikan Luluk dalam Soft Launching Implementasi Mandatory Konservasi Energi dan Lomba Hemat Energi Tingkat Nasional Tahun 2011 yang diselenggarakan di gedung KESDM akhir Januari lalu. “Penghematan rata-rata dari industri besar seperti besi baja, semen, petrokimia, tekstil, gelas dan keramik, kertas dan pulp, serta makanan yang nilainya sekitar 18 %. Dengan total konsumsi energi dari industri tersebut sebesar 27 Juta TOE per tahun, maka total potensi penghematan energi dari sektor industri besar sebesar 18% x 27 Juta TOE per tahun atau 5 juta TOE per tahun’” urai Dirjen EBT KE Luluk Sumiarso. Penghematan tersebut menurut Dirjen EBT setara dengan penghematan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 6.600 MW, lanjutnya.

energi mahal harganya, (soulofmyheart.blogspot.com)
Dengan Mandatory Konservasi Energi ini, Pemerintah mensosialisasikan sekaligus mengamanatkan UU No. 30/2007 tentang Energi dan PP No. 70/2009 tentang Konservasi Energi. Konservasi energi, yang menurut Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh diartikan sebagai “mengeman-eman” energi merupakan hal yang mendesak, mengingat penghematan energi fosil harus segera dilakukan. Ia menjelaskan bahwa konservasi ini tahapannya luas mulai dari penyediaan, pengelolaan, sampai pemanfaatan. Darwin juga menegaskan bahwa konservasi ini mengamanatkan tidak hanya pada sisi suplay, namun juga pada sisi demand.

“Fokus pada sisi demand sama pentingnya dengan penghematan dari sisi suplay, karena pertumbuhan kebutuhan listrik lebih cepat dari penyediaan pasokan energi,” ujarnya.

Darwin menambahkan, ada sekitar 600 perusahaan yang mengunakan energi diatas 6000 TOE. Peraturan Pemerintah tentang Konservasi Energi mengamanatkan pengguna energi yang menggunakan energi sama atau lebih besar dari 6000 setara ton minyak (TOE) per tahun wajib melakukan konservasi energi melalui manajemen energi. “Dengan melakukan penghematan niscaya akan ada kebaikan bagi keuangan perusahaan dan niscaya ada penghematan pada subsidi listrik pada tingkat APBN,” imbuhnya.

Selanjutnya Darwin mengajak stakeholder ESDM untuk memulai penghematan energi ini. Dengan penghematan energi yang mengarah pada penghematan ke subsidi, dana APBN untuk investasi sektor energi dapat di tingkatkan. “Dengan dana yang terhematkan kita ingin lebih banyak dana untuk infrakstruktur energi,” himbaunya.

Latar belakang diadakannya Mandatory Konservasi Energi dan Lomba Hemat Energi Nasional 2011 bertujuan untuk menghemat pemakaian energi dan meningkatkan efisiensi energi tanpa mengurangi standar hidup, kualitas produk, standar keselamatan dan standar lingkungan.

Konservasi energi ini sangat penting mengingat kesenjangan antara sisi permintaan dan penyediaan energi terus melebar. Konsumsi energi yang lebih banyak dipenuhi oleh energi fosil berakibat pada peningkatan produksi gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global dan perubahan iklim.

Mengingat hal tersebut, pemerintah melalui Inpres No. 2 Tahun 2008 tentang Penghematan Energi dan Air telah menghimbau kepada semua instansi pemerintah dan swasta untuk melaksanakan upaya penghematan energi dan air. Untuk mensukseskan inpres tersebut, sector industry dan bangunan gedung sebagai pengguna energi terbesar, menjadi sasaran utama program konservasi energi nasional.

Dari berbagai survey yang pernah dilakukan, teridentifikasi peluang penghematan energi di sektor industri dan bangunan cukup besar, yaitu masing-masing 15-30 persen dan 10-30 persen. Belajar dari keberhasilan program penghematan energi di negara lain, seperti Jepang dan Thailand, dengan pemberian insentif melalui bantuan audit energi pada sektor industri dan bangunan, program penghematan energi secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi energi nasional.

ilustrasi: google.com

Tujuan utama program Lomba Hemat Energi Nasional 2011 dari pemerintah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran para pengguna energi dalam skala besar, bisa dibayangkan jika  gedung-gedung besar dan industri-industri bisa lebih menghemat energi, bisa dipastikan pemanasan global dan efek produk gas rumah kaca pasti dapat dikurangi. Semoga. Nurfahmi (Dimuat di Majalah indoPetro Edisi Maret 2011)




indoPetro Edisi Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar