Kamis, 13 Desember 2012

Bangsa Pemaaf


Bangsa ini memang benar2 pemaaf. Ariel dgn skandalnya, tak bth wktu lama u/ dilupakan dan skrg tenar lg. 
 
Karikatur inilah.com - Nikah 4 hari ala Bupati Garut Aceng Fikri
 
Aceng 4 hr 'mengontrak' dan melecehkan moral Fany, keesokannya langsung damai. 
 
Karikatur inilah.com - Menpora Andi Mallarangeng yang baru mengundurkan diri karena ditetapkan sebagai tersangka (7/12) karena kasus Korupsi Proyek Hambalang
Dan sekarang AAM, ditetapkan tersangka, semua pada apresiasi dan sesaat melupakan dampak korupsi/penyalahgunaan kewenangan: AMBLES-nya Hambalang (Rp 2,5 triliun lho). Salut dengan Bangsa ini!
Like ·

Sumpah! Pemuda Penolong Penyeberang Jalan kok disumpahin?

1351436495320774808
Pemuda penolong penyeberang jalan depan Stasiun Tanjung Barat Jakarta Selatan - Foto: Nurfahmi Budi Prasetyo

Sambil memegang rokok, tangan kirinya mengacung tinggi untuk menyetop laju kendaraan yang rata-rata berkecepatan diatas 60 km/jam. Pria itu bernama Maulana Irham. Jangan mengira dia adalah saudara Nazriel Irham alias Ariel Noah karena memang hanya mirip nama belakang saja.

Pemuda 30 tahun itu berasal dari Depok Baru. Sehari-hari sekitar sore hingga malam–jam pulang kantor, Maulana membantu orang menyeberang jalan di Stasiun Tanjung Barat. Tangan kanannya patah sejak usia 10 tahun karena jatuh dari kereta. saat itu ia ditolong seorang tentara. Berkali-kali diobatin, lukanya tak kunjung sembuh hingga sekarang usianya menginjak kepala tiga.

Makian pengendara mobil sering didapatkannya karena Maulana selalu mendadak memberhentikan laju kendaraan yang sangat kencang. “Woiyy! Jangan mendadak, mati kau nanti!” teriak seorang pengendara sedan dengan logat Batak kepada Maulana saat disetop tiba-tiba olehnya.

Maulana tetap santai, ia hanya ngedumel pelan, “Biarin dah gue orang miskin dimarahin mulu sama orang kaya. Yang penting gue bisa nolong orang,” gerundelnya.

Saya yang beberapa kali memerhatikan aksi heroik bin konyol ini penasaran dan menghampiri dirinya. Sedikit-dikit saya mengorek latar belakang kehidupannya dengan memberikan uang rokok sebagai salam kenal saya dengannya.

Maulana mengaku pernah bercita-cita menjadi polisi dari kecil. Namun hidup dengan ekonomi pas-pasan, membuat ia hanya bisa bersekolah sampai SD. Penggemar Klub Bola FC Barcelona ini memang nekat membantu menyeberangkan jalan para pejalan kaki yang berasal dari Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan dengan alasan kasihan melihat mereka yang selalu menunggu lama ketika ingin menyeberang. Itu semua akibat arogansi pengendara di jalan raya yang merasa jalan di depan stasiun itu adalah arena balap sirkuit F1.

1351436206767450239
Pasalnya, sudah jelas dipasang rambu untuk berjalan pelan karena ada penyeberang jalan, bikers dan supir pun tetap tidak menghiraukannya. 

Memang tidak sepenuhnya salah mereka para pengendara kendaaraan bermotor, karena jalanan itu sangat lebar dengan trak lurus. 

Dan bukan salah penyeberang jalan juga serta si Maulana yang selalu ‘gerah’ melihat arogansi pengendara mobil maupun motor yang kerapkali tidak mau berjalan pelan untuk mengizinkan penyeberang jalan menyeberang. Terus kalau sudah begini, siapa yang salah? Apa salah PT KAI yang tidak membangun jembatan penyeberang jalan? Atau tanggung jawab Pemprov DKI yang katanya ingin membangun jembatan penyeberangan Okober ini, buktinya masih molor juga sampai akhir bulan ini.

Seperti diberitakan beritajakarta.com, selain di Tanjung Barat, menurut Mardanus, Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, rencananya tahun depan juga akan dibangun Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di daerah Stasiun Lenteng Agung. Pembangunan jembatan di wilayah itu merupakan respon atas aspirasi warga yang ingin terjamin keselamatannya. 

“Bukan hanya pejalan kaki yang memintanya, tapi pengendara juga meminta JPO dibuat di situ agar arus lalulintas bisa lebih lancar,” ungkapnya. “Karena selama ini aktivitas penyeberangan dari dan akan ke Stasiun Lenteng Agung, menjadi salah satu penyebab tersendatnya lalulintas,” ujar Mardanus.

Ya, semoga dengan dibangunnya JPO, jalanan sekitar Tanjung Barat, Lenteng Agung bisa mengurangi kemacetan di Jakarta. Seperti diketahui, Stasiun Lenteng Agung, Tanjung Barat, Pasar Minggu, dan sebagainya merupakan titik kemacetan terparah setiap berangkat maupun pulang kerja. Karena disanalah penyeberang jalan ‘menyemut’ dan sudah ditunggu manis oleh angkot dan Bis Kopaja yang seenaknya saja ngetem di tengah jalan.