Senin, 30 Mei 2011

Memaknai Arti Sebuah Kekalahan

Fabio Cannavaro merangkul Quagliarella yang memiliki banyak kesempatan emas untuk menjebol gawang Slovakia.

"Sebuah Refleksi Atas Di-Perancis-kannya Italia"


Berhenti Berharap

Aku pulang....
Tanpa dendam....
Kuterima... kekalahanku...

Aku pulang...
Tanpa dendam...
Kusalut kan .. kemenanganmu...


Potongan lagu berhenti berharapnya Sheila On 7 ini saya nyanyikan sepanjang perjalanan pulang kerja Kebayoran Lama-Depok, setelah melihat kekalahan Italy pada menit 75 sudah tertinggal 2-0. Saya putuskan untuk pulang saja, nggak kuat rasanya melihat tim yang kita dukung menelan pil pahit ini.

Sesampainya di rumah saya buka detik.com, dan ternyata hasil akhirnya 3-2. Saya masih bisa tersenyum, akhirnya Italy negara jagoan semenjak piala dunia pertama kali saya ikuti pada usia tujuh tahun (1994) bisa ngegolin juga, walaupun tetap hasilnya mengecewakan.

Kalau seorang Indra Jaya Pilliang mengabadikan kekalahannya di arena pilpres 2009 (Timses JK) lewat sebuah buku yang berjudul "Mengalir Meniti Ombak: Memoar Kritis Tiga Kekalahan, maka saya sebagai "tim hore" (baik suksesi politik maupun suporter sebuah klub) hanya bisa meratapi kekalahan dengan sebuah curcol (curhat colongan-red) di notes pacebu'uk.

Entah kenapa jagoan-jagoan pilihan saya keok semua sepanjang 2009-2010 ini, Persija Jakarta masih harus bersabar puasa gelar di ISL, AC Milan tertatih-tatih di posisi ke tiga Serie A Liga Italy. Dan terakhir Italy harus mengakui kehebatan negara debutan Piala Dunia, Slovakia.

Sementara itu dalam dukungan politik, capres dukungan saya, JK harus berbesar hati menerima kekalahan karena hanya memperoleh 12 persen suara di Pemilu 2009. Praktis hanya Anas Urbaningrum jagoan saya yang berhasil memenangi pertarungan Kongres Partai Demokrat di Bandung, dan Fahmi Dzikrillah Ketum HMI Cabang Jakarta Selatan (2009-2010) juga salah satu dari pilihan politik saya pada Konfercab yang dinilai kontroversial oleh kompetitor.

Dalam sebuah permainan, kompetisi menang atau kalah biasa. Namun yang luar biasa adalah sang pemenang berhasil membuat si kalah tidak merasa kalah (menang tanpa ngasorake), dan si kalah harus menerima kekalahan itu dengan sportif.

Andai saja Bangsa kita berjiwa besar dalam menerima suatu kekalahan, maka kerusuhan pilkada, sepakbola (wasit dipukulin), tawuran antar suporter. Dan anarkisme-anarkisme lain atas nama tidak menerima kekalahan, secara otomatis, media yang mengangkat berita-berita kriminal seperti Buser, Patroli, atau Lampu Ijo dan Pos Kota akan sepi berita.

Andai pemain-pemain sepakbola kita bisa meniru sikap fairplay pemain luar yang bertanding di Piala Dunia, yang mana seringkali terlihat keputusan wasit merugikan satu team. Namun pemain-pemainnya legowo dan menghormati keputusan wasit.

Lihat saja betapa pasrahnya (tanpa protes atau mencaci wasit seperti di Indonesia) Tim Cahil, Kaka, Klose, Gourcuff, mereka semua korban kartu merah wasit yang tidak kenal kompromi walaupun pelanggarannya bukan termasuk kategori serius (layak untuk diberikan kartu merah). Dan coba perhatikan bagaimana fairplay-nya Fabio Quagliarella, dan seluruh pemain Italy yang golnya tidak dianggap walaupun sudah melewati garis gawang Slovakia sebelum disepak jauh oleh Skrtel (bek Slovakia).

Sampai saat ini kita masih bisa berandai-andai...................

Buffon, sesaat setelah wasit meniup pekuit panjang tanda berakhirnya pertandingan Italy-Slovakia dengan hasil 3-2 untuk kemenangan Slovakia







    •  
      Guwon Rizki, Muhammad Rozi and Achmad Rizki like this.

      Eko Miharjah Marzoeki Dm masalahnya, kita tidak saling menghargai, yang ada adalah saling mencurigai satu sama lain

      contohnya, ketika wasit memberikan kita hukuman, kiuta beranggapan wasit berpihak kepada lawan kita, padahal sebenarnya wasit sudah berusaha objektive, meskipun ada kesalahan wasit, bukan karena mendukung tim lawan, tapi karena murni keterbatasan sang wasit sebagai manusia.

      June 27, 2010 at 5:13am ·
    •  
      Achmad Rizki emangnya jago apa Italia bel heheheheh
      tapi curhatan ente ok, untuk melampiaskan kekecwaan kekalahan italia

      June 27, 2010 at 7:07am ·
    •  
      Haris Suhendra
      Dalam sebuah pertarungan hanya ada yg menang dan kalah, yg menang mereka brsorak gembra atas kemenanganya, yang kalah mereka bersdih dan harus berbesar hati menerima kekalahanya. Kalah bukan brati hbis tetapi kalah hanyalah kemenangan yg te...rtnda, dg kekalahan seseorang or team akan mengevaluasi dan brintrospeksi atas kekalahanya. Seperti yg d katakan cannavaro (capt italy) italy akan kembli dg kekuatan yg lbh baik.
      Akan tetapi apapun hasilnya ( italy di dadakau italy kbangganku)
      See More


      June 27, 2010 at 11:45am
    •  
    • NurFahmi Budi Prasetyo ‎@kanda Eko: bnr bang, tdk ada kebenaran yg mutlak, kasian wasit di Indonesia, terkadang srg berpihak kpd tim tuan rumah krn tkt akan keamanan dirinya.
      @nying2: et dah, songek bener nh bocah tua nakal, jagoan ente apa nying?
      @haris: kt tunggu Italy juara di Piala Eropa 2012.

      June 27, 2010 at 12:23pm
    •  
    • NurFahmi Budi Prasetyo ‎@kanda Eko: bnr bang, tdk ada kebenaran yg mutlak, kasian wasit di Indonesia, terkadang srg berpihak kpd tim tuan rumah krn tkt akan keamanan dirinya.
      @nying2: et dah, songek bener nh bocah tua nakal, jagoan ente apa nying?
      @haris: kt tunggu Italy juara di Piala Eropa 2012.

      June 27, 2010 at 12:24pm
    •  
    • Haris Suhendra Yoi, eropa akan d rebut italy dr spanyol. Dan akan menebus ksalahan d PD 2010
      June 27, 2010 at 2:23pm 
    •  
      Eko Miharjah Marzoeki Dm kalau spanyol, jerman, argentina apalgi brasil menjadi juara piala dunia adalah hal yang biasa terjadi. Tapi kalau seperti jepang, slowakia, ghana itu luas biasa jika terjadi
      June 27, 2010 at 2:35pm
    •  
    • Jose Mamed ITALIA team KADALUARSA.!!!! kwkwkwkw
      June 27, 2010 at 7:20pm ·
    •  
      NurFahmi Budi Prasetyo Muke lu th med yg expired. Xixi..
      June 27, 2010 at 8:37pm
    •  
      Eko Miharjah Marzoeki Dm italia adalah sebuah negara berdaulat sama seperti Indonesia
      June 27, 2010 at 8:55pm
    •  
    • Achmad Rizki jagoann ane Inggrisssssssss
      June 27, 2010 at 11:51pm ·
    •  
      Eko Miharjah Marzoeki Dm Inggris sudah kalah... Sebagai tifosi, sakit hati saya terobati...
      June 28, 2010 at 8:03am
    •  
      Farhan Syuhada Kata Tuhan, kekuasaan di dunia akan dipergilirkan atas setiap kaum. Para gladiator romawi harus sadar akan hal itu. Biru laut sudah ke laut. Biru langit akan menggapai langit dgn world cup dlm genggaman. Sgra alihkan dukungan dinda..!!
      June 28, 2010 at 10:30am
    •  
    • Mohammad Sukri Belanda woy..orange kota ku..tak kenal lelah pantang menyerah..
      Inggris Italia..pRANCIS..see you di bandara..

      June 28, 2010 at 12:15pm ·
    •  
      Eko Miharjah Marzoeki Dm ‎@bang Farhan: Mengalihkan dukungan mungkin saja, tapi kalau mengalihkan ke Argentina kayaknya tidak.
      June 28, 2010 at 1:22pm 
    •  
      NurFahmi Budi Prasetyo
      ‎^nying2: Selamat menyusul Italy ya inggris...lebih menyakitkan lagi nying


      ^Bang Katong: Maaf bang pake Katong, soalnya seminggu ini ane nonton film Tanah Air Beta n Red Cobex, dialognya pake bahasa katong2 teruss...hehehe....
      Kalo Italy Biru... Laut itu menandakan kedalaman dan kematangan, kalo Argentina Biru Muda mengisyaratkan ceteknya air...n menandakan.....??? paling poll mpe perempat final bang..hehehe...
      berhubung Argentina ga ada pemain Milannya, so ane alihkan dukungan Brazil

      ^Ketum SUkri: Orange cukup dukung Persija aja, Belanda ex kolonial ke laut aja.
      See More


      June 28, 2010 at 6:29pm ·
    •  
      Farhan Syuhada Sy jg barusan nonton TAB. Film itu trlalu dalam mengaduk2 masa lalu sy. He... Obrigado.
      June 28, 2010 at 6:50pm
    •  
    • NurFahmi Budi Prasetyo Masa kecil aBang sPt Carlo'kah? Hehe..
      Klo di RC ada lagu yg sRg aBang nyanyiin, "Sio mama gendong beta"..

      June 28, 2010 at 7:31pm
    •  
    • Farhan Syuhada Itu mah lagunya DSPT. Juragan sup daging. *wa...wa..wa...
      June 28, 2010 at 8:30pm
    •  
    • NurFahmi Budi Prasetyo ‎^B.Farhan: ane tau kepanjanganna DSPT: Dedi Setiawan P*******r T***a toh..
      Sang juru slmt messi'ah centiong dgn paket gazanya.
      B.abin jg srg nyanyi, tp ttp aja sanad awalnya dr b.katong. Hehe..

      ^mantum rozi: sory ane sbt2 lamjo, thx jempolna

      June 29, 2010 at 12:38am











  • Pancasila, Nasibmu kini....

    Pancasila, nasibmu kini
    Terbanglah garudaku
    Singkirkan kutu kutu di sayapmu
    Berkibarlah benderaku
    Singkirkan benalu di tiangmu
    Hei jangan ragu dan jangan malu
    Tunjukkan pada dunia
    Bahwa sebenarnya kita mampu

    Mentari pagi sudah membumbung tinggi
    Bangunlah putra putri ibu pertiwi
    Mari mandi dan gosok gigi
    Setelah itu kita berjanji

    Tadi pagi esok hari atau lusa nanti

    Garuda bukan burung perkutut
    Sang saka bukan sandang pembalut
    Dan coba kau dengarkan pancasila itu
    Bukanlah rumus kode buntut

    Yang hanya berisi harapan
    Yang hanya berisi khayalan

    Potongan lirik lagu Iwan Fals (Bangunlah Putra-Putri Pertiwi)


    Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof. Emil Salim tidak bisa hadir dalam diskusi di Megawati Institute, Rabu 30 Juni 2010, Jakarta. Politisi PDIP Prof. Hendrawan Supratikno sebagai moderator acara diskusi rutin di Mega Institute, Ia mengomentari ketidakhadiran ekonom senior itu. “Kalo Pak Emil dateng, nanti dikira Wantimpresnya Mega,” ujarnya terkekeh.

    Hadir dalam diskusi tersebut, Arif Budimanta (Direktur Eksekutif Megawati Institute), Harry Azhar Azis (Ketua Badan Anggaran DPR), Dr. Iman Sugema (pengamat ekonomi), Sukardi Rinakit (pengamat), Prof. Rokhmin Dahuri (bekas Menteri Perikanan dan Kelautan).

    Diskusi dengan tema “Urgensi Ekonomi Pancasila Di Tengah Hantaman Global”, memaksa anggota DPR dan beberapa pengamat ekonomi angkat bicara. “Mengacu pada Pancasila, yang berujung pada adil dan makmur, namun kontradiktif menurut Presiden SBY ketika Pidato 1 Juni di DPR. Beliau (SBY) menegaskan kalau Pancasila berbicara masalah keadilan, bagaimana adil kalo selama ini investasi terbesar hanya di Jawa (60 persen),” kesal Hary Azhar Azis.

    Hary menambahkan kekecewaannya ketika ada Bupati Natuna yang melapor kepadanya jika daerahnya sudah menyumbang ke kas negara sebesar 40 triliun namun yang kembali ke Natuna hanya 600 miliar.

    Masih menurut Hary, “Dulu Orde Baru selalu dipuji-puji oleh World Bank dan IMF, sekarang Ibu Sri Mulyani juga dipuji setinggi langit oleh World Bank,” paparnya.

    Bekas Ketua Umum PB HMI itu juga membandingkan era Soeharto dengan SBY, ketika Orba (tahun 1980-an) pertumbuhan sekitar 4-9 persen, namun sekarang SBY hanya menargetkan sekitar 5 persen, “Kenapa kalo nyusun target selalu rendah, tapi kalo urusan nyusun biaya selalu tinggi,” tambahnya.

    Sementara itu Rokhmin Dahuri menegaskan akan bahaya kapitalisme, menurutnya kapitalisme itu sangat kanibal, negara-negara maju membeli sumber daya alam negara berkembang dengan harga yang sangat murah, baru kemudian dijual lagi dengan harga yang lebih mahal.

    Rokhmin terlihat sering melemparkan guyonan sekaligus sindiran kepada pemerintah, “Waktu saya di Pesantren Cipinang (Lembaga Penahanan), saya banyak baca buku ekonomi walaupun saya seorang nelayan, kemudian yang menjadi pertanyaan mengapa kita dilibatkan dalam keanggotaan G 20, biar MNC (Multi National Corporate-red) asing bisa beli sumber daya alam kita dengan murah,” katanya.

    Bekas tahanan kasus korupsi dana nonbujeter itu menyesali kebijakan pemerintah mengenai perjanjian perdagangan AFTA ASEAN-China. Menurutnya kita belum bisa menandingi kehebatan China, itu sama saja dengan mempertandingkan PSSI melawan Barcelona jelasnya sambil terkekeh-kekeh.

    Hasil Liputan Nurfahmi yang tidak dimuat di Harian Rakyat Merdeka (30 Juni 2010)
     
    Neolib VS Pancasila, ah...Apapun ideologinya, UANG tetap menjadi 'tuhan'
     
    Alan Cabout hmmm... pak SBY... mana janjimu... program tabung gasmu gagal... bencana dimana2... musibah transportasi pun tak kunjung usai... rakyat miskin pun makin banyak menurut data luar bukan data BPS...
    July 6, 2010 at 4:56pm ·
     
    NurFahmi Budi Prasetyo kayak lagunya Nidji, "Mana Janji Manismu..." *Sang Mantan...hehehe
    July 6, 2010 at 5:11pm
     
    Alan Cabout SBY terlalu sibuk dengan pencitraan diri... presiden gagah ga ngebuat rakyat bebas kemiskinan om... hehehe July 6, 2010 at 5:18pm

    Golkar Juara Pilkada

    Golkar Juara Pilkada
    Meskipun sering mengalami kekalahan telak di beberapa perhelatan pilkada, Golkar masih unggul di klasemen sementara 'pemenang' Pilkada.


    Dulu ketika Golkar dipimpin oleh JK, Partai Beringin itu sering mengalami kekalahan di sejumlah pilkada. Sekarang di bawah komando Ical, sepanjang tahun 2010, lagi-lagi Golkar sering kalah telak di beberapa pilkada.

    Pengamat politik Universitas Nasional Jakarta, Alfan Alfian mengingatkan Golkar harus merubah strategi lama. “Harus ada perubahan strategi, pola lama harus diganti, evaluasi internal dimulai dari awal penentuan kriteria pencalonan, dan yang terpenting jangan terpaku dari hasil survei yang selama ini didesain secara pesanan, sehingga terkesan tidak objektif karena dipaksakan,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, 14 Juli 2010.

    Alfan menilai ajang pemilihan kepala daerah lebih melihat sosok figur kandidat dibandingkan partai, jadi menurutnya Golkar harus mengusung figur yang mempunyai elektabilitas tinggi disamping kapasitas dan integritas.

    Masih menurut Alfan, ketika ditanya apakah ada pengaruhnya pencitraan dari Golkar yang selama ini ngotot mengusulkan dana aspirasi 15 miliar dengan hasil kekalahan Golkar di beberapa pilkada. Ia mengatakan, “Pencitraan Golkar di tingkat pusat tidak akan mempengaruhi tingkat politik lokal atau daerah,” tandasnya.

    Senada dengan Alfan Alfian, peneliti LSI (Lembaga Survei Indonesia-red), Burhanuddin Muhtadi menganggap pilkada memiliki logika berbeda. Isu yang menghantam Golkar di tingkat nasional, seperti dana aspirasi dan statement Ical mengenai "politik tikus". Sepertinya tidak berpengaruh kepada konstelasi di daerah, justru yang paling berpengaruh adalah popularitas dan elektabilitas kandidat.

    Burhanuddin menyampaikan data kepada RM sekaligus menyangkal kalau Golkar selalu kalah di pilkada, “Berdasarkan data, Golkar meraih 43,9 persen kemenangan dari ratusan pilkada sepanjang tahun 2010, hanya saja di pilkada Jateng, dari 11 pilkada, Golkar Cuma menang sekali, karena Jateng merupakan kantong massa terkuat PDIP,” paparnya.

    Lebih lanjut Burhanuddin menambahkan, Golkar hanya kuat di kabupaten atau kota. Dari enam pilkada tingkat provinsi, Golkar hanya unggul di dua provinsi, Jambi dan Kalsel. Dosen Universitas Paramadina tersebut malah mengherankan prestasi Demokrat yang sangat rendah di pilkada, peraih double winner pilpres dan pileg 2009 kemarin ini menurutnya melihat kekalahan di banyak pilkada menjadi alarm tersendiri bagi Demokrat.

    Nurfahmi, Liputan ga dimuat di Rakyat Merdeka (14 Juli 2010).

    Moh Muhsin Rofiey likes this.

    •  
      Burhanuddin Muhtadi Full
      Saya akan update perolehan kemenangan partai dalam pilkada> Berdasarkan data saja ya, bukan spekulasi. Biarlah angka yang berbicara:

      Dari 137 pilkada yang sudah berlangsung sepanjang 2010 baik ditingkat provinsi maupun kab/kota: Golkar berad...
      a di urutan teratas dengan hasil final 44%, calon Golkar yang masuk putaran kedua sebanyak 5%. Total 49%. Diperingkat kedua PDIP dengan kemenangan sebesar 35% dan calon PDIP yg masuk putara kedua 5%. Demokrat berada diurutan keempat di bawah Golkar, PDIP dan PKS. Saat ini Demokrat baru menang 30% dan 3% lainnya calon Demokrat masuk putaran kedua.

      Data di atas, tidak terlalu berbeda dari sisi margin antara urutan pertama dan kedua, dengan data yang dimiliki TEPI. Dari 92 kali pilkada, TEPI mencatat Partai Golkar yang paling banyak memenangkan calon kepala daerah. Partai yang dipimpin Aburizal Bakrie itu telah memenangkan 38,46%. Bedanya, hasil pilkada yang direkap saya lebih banyak ketimbang TEPI.

      Jeiry Sumampouw, bahwa jumlah perolehan Golkar itu disusul oleh PDIP sebanyak 34,07%, diikuti oleh Partai Demokat, PAN, dan PPP masing-masing 24%.

      Tengs,
      Burhan
      See More

      July 19, 2010 at 12:55pm ·
    •  
      NurFahmi Budi Prasetyo Trims mas update info'na, mhn maaf ga dimuat, biasa media cetak, hrs ada seleksi berita dulu. hehe
      July 19, 2010 at 12:57pm ·
    •  
      Rusdi Noor mgkn golkar skrg spesialist pilkada,data yg
      sy ketahui pilkada 2010 kab.bandung agustus yad,dari 8 (delapan) pasangan,6 pasangan didominasi golkar..rekor baru kayaknya?

      July 20, 2010 at 11:41am



  • Nasib Partai Kurcaci

    Salah satu partai kecil korban tingginya PT

    Partai-partai kecil mulai kebakaran jenggot dengan pembahasan DPR terkait kenaikan PT 5% (parliamentary threshold-red). Secepatnya mereka mulai cepat-cepat berbenah, salah satunya Partai Perjuangan Indonesia Baru (Partai PIB).

    Seperti diketahui, Partai PIB pada pemilu 2009 kemarin tidak lolos ke parlemen karena perolehan suaranya hanya 0,19%. Kamis (17/06) 2010 betempat di Hotel Redtop Jakarta, Partai PIB melakukan konsolidasi nasional dengan agenda pokok pembenahan internal partai dan persiapan menuju Pemilu 2014.

    “Ini sebenarnya istilah kita untuk mempererat silaturahmi dan merapatkan barisan, karena memang rencana akan maju 2014. Apakah kita akan maju sendiri atau koalisi nantilah kita bicarakan kemudian,” ujar Ketum Partai PIB Kartini Sjahrir kepada RM.

    Hadir dalam acara itu, Amelia Ahmad Yani (Ketua Umum Partai Peduli Rakyat Nasional), Prof. Dr. Ryaas Rasyid, Rocky Gerung, DR.Andi Irman Putrasidin. Ryass Rasyid diminta sebagai pembicara dalam sesi diskusi dengan tema “Posisi Partai non-seat dalam perkembangan Menuju Pemilu 2014”.

    Pakar otonomi daerah sekaligus pendiri Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK-red) itu mengatakan, “Ada orang bodoh yang mau menaikkan PT menjadi 5%, lebih bodoh lagi yang bilang kalau partai-partai yang tidak lolos PT berlaku juga buat DPRD," katanya kepada peserta konsolidasi nasional dan langsung disambut tawa oleh hadirin.

    Masih menurut Ryass Rasyid, demokrasi salah satu prinsipnya adalah mengakomodasi kepentingan mayoritas dan minoritas, “kelemahan kita sebagai partai kecil cuma tidak punya uang banyak, tapi setidaknya kita boleh bangga kita tidak punya teman koruptor,” tambahnya.

    Partai PIB yang dulunya bernama Partai Perhimpunan Indonesia Baru didirikan oleh sejumlah tokoh salah satunya alm. Sjahrir, ekonom terkemuka di Indonesia. Sepeninggalnya posisi Ketua Umum digantikan oleh istrinya Kartini Sjahrir yang dipilih secara demokratis ketika kongres luar biasa Partai PIB tahun 2007..

    “Ada kemungkinan kita partai-partai kecil akan berkoalisi seperti UMNO di Malaysia, yang jelas partai kita juga tetap ingin mengikuti pemilu 2014, terus terang seringkali peraturan-peraturan yang dibuat itu tidak mencerminkan azas demokrasi, seperti dalam UUD 1945, setiap warga negara berhak untuk berserikat dan berpendapat, kita masih mengantisipasi perubahan-perubahan dan gerak politik, namun yang terpenting kita ingin membenahi internal dulu,” imbuhnya diakhir wawancara.


    Nurfahmi @Hotel Redtop, Pecenongan, Jakarta Pusat.
    (Liputan yang ga dimuat)

    M.I.R.I.S


    Dua janda pahlawan (sepuh) yang selalu menghadiri Sidang Penggugatan Pihak Pegadaian atas Rumah Dinas TNI


    "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya....."

    Setelah dua janda pahlawan, yakni Rusmini dan Sutarti menjalani persidangan kasus penyerobotan rumah dinas, milik Perum Pegadaian. Kini dua lansia lain, yakni Soegito dan istrinya Ambariyah, juga menunggu giliran dipidanakan. Mereka dianggap melakukan hak kepemilikan rumah secara sepihak. Ironisnya, setelah diperkarakan di kepolisian, salah satu tersangka mengalami lumpuh karena stroke (Soegito).

    Soegito yang merupakan pahlawan kemerdekaan dan mantan pegawai Perum Pegadaian mengaku tidak mampu berbuat apapun, akibat usianya sudah tua, serta penyakit lumpuh yang dideritanya. Ia hanya bisa menunggu diusir dari rumah yang sudah ditempatinya selama puluhan tahun. Soegito berharap, Pemerintah mau memberikan bantuan terkat kasus hukum yang kini membelit keluarganya.

    Soegito dan istrinya, Sutarti serta Rusmini, adalah pejuang yang dilupakan. Mereka dihadapkan ke meja hijau, layaknya penjahat kelas kakap. Kini, yang bisa dilakukan hanya menanti rasa kemanusiaan dari pihak Perum Pegadaian, dan penegak hukum agar memberikan keringanan kepada mereka.

    Ketika Rakyat Merdeka (8 Juli/2010) menyambangi kediaman kakek Soegito dan Nenek Ambariyah, Kakek Soegito sedang terbaring di kasurnya yang tergeletak di lantai. “Sejak ketahuan punya stroke, Bapak tidurnya di bawah terus, kalau di atas sering jatuh,” ujar Eko (putra sulung kakek Soegito) kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.

    Kakek berusia 80 tahun itu sering meringis kesakitan menahan sakit yang dideritanya, praktis sang kakek yang divonis menjadi tersangka sejak setahun yang lalu ini hanya mendapatkan asuransi kesehatan sebagai pensiunan pegawai perum pegadaian.

    Kondisi kakek Soegito sangat memprihatinkan, sedangkan istrinya saat ini mengalami kebutaan karena lama mengidap penyakit diabetes. “Bapak badannya luka-luka kalau kena air, pernah bagian belakang badannya busuk karena bapak ngompol di kasur dan semalaman (ompolannya) mengenai punggungnya,” cerita Eko anaknya.

    Tidak jauh dari rumah kakek Soegito, di depan rumah nenek Soetarti terbentang spanduk dan bendera ormas Pemuda Panca Marga. Spanduk itu bertuliskan kecaman atas tindakan pengusiran dari pihak Perum Pegadaian.
    


    Sementara itu nenek Soetarti, menurut pengakuan Agung Sambodo (putra bungsunya) sudah capek menjalani proses persidangan sebanyak 17 kali ini, “Ibu nggak pernah absen datang ke persidangan, jujur ya mas kita sudah capek menghadapi ini semua dan meladeni wartawan-wartawan yang hampir setiap hari datang ke rumah.

    Nurfahmi, Liputan ga dimuat, 9 Juli 2010.
     
             
          Maafkan pemimpin kami Kek yang tidak pernah menghargai perjuanganmu
    
    Iqlima Huraida likes this.


    •  
      Iqlima Huraida ini yg kmu ceritain ya mas?
      July 14, 2010 at 3:38pm ·
    •  
      Iqlima Huraida ya ampuuun,,kasiiian...;(
      July 14, 2010 at 3:40pm ·
    •  
      NurFahmi Budi Prasetyo iya, coba aku foto kondisi kakeknya, bener2 bikin terenyuh dek...
      July 14, 2010 at 3:45pm ·
    •  
      Iqlima Huraida hmmm,,emng kmaren waktu kamu ng'liput, ga kamu foto?
      July 14, 2010 at 3:46pm ·
    •  
      NurFahmi Budi Prasetyo ga dek, ga tega juga sih, si kakek tiap beberapa menit merintih2 kesakitan gitu...
      July 14, 2010 at 3:51pm ·
    •  
      Iqlima Huraida ya ampuuun,,,kasiiiann..

      btw,,itu pake di tuLis "tuLisan ga di muat"..??
      hahaha...;D

      July 14, 2010 at 3:53pm ·
    •  
      NurFahmi Budi Prasetyo hehehe, biar dikira ga copas dari berita online, aku kan plg anti copas n plagiat, n biar aku lbh termotivasi, secara itu liputan jauh2 tapi ga dimuat gara2 kurang gereget kata redaktur....
      July 14, 2010 at 4:41pm ·
    •  
      Iqlima Huraida hmmm..tapi menurut aku udah greget ko..hhhe..

      yaudah..sabar yaa,,\tetep semanggaat..!!!

      July 14, 2010 at 4:48pm ·
    •  
      Achmad Edy Satpol PP "Dipersenjatai"aparat rakyat yg di peralat..Rusmini,Ambariyah dan Soegito serta banyak lagi spt mereka selaku"PAHLAWAN" telah terbuang dan terlupakan demi segepok uang dan kekuasaan...mudah2an org2 yg men Dzolimi mereka,di...LAKNAAAT oleh TUHAN.
      July 14, 2010 at 11:25pm ·
    •  
      NurFahmi Budi Prasetyo ‎^Edy: pastinya, smg kebenaran dan keadilan berpihak kpd rakyat kecil yang tdk mampu
      July 15, 2010 at 4:08pm ·





  • Tergiur Gas, China Klaim Natuna

    
    Foto: gamil-opinion.blogspot.com
    
    Setelah lama tenggelam beritanya, akhir Juli 2010 Cina kembali mengklaim peta wilayah perairan laut Cina Selatan sepenuhnya berada di bawah kedaulatannya. Dengan luas 1,3 juta mil persegi luas tersebut juga mencakup wilayah Kepulauan Natuna yang jelas-jelas masuk Zona Eksklusif Ekonomi Indonesia.

    Laut Natuna tentu sangat menggiurkan bagi Cina, mengingat kawasan ini merupakan alur pelayaran vital sebagai penghubung komunikasi di Utara-Selatan, dan Timur-Barat. China pun sudah melakukan kontrak eksplorasi minyak dengan perusahaan asing di sekitar Pulau Hainan yang ada di sebelah utara Natuna.
     
    Ada sejumlah alasan untuk mempertegas pen­tingnya posisi Laut Cina Selatan. Pertama, wilayah ini merupakan wilayah strategis, yang sangat potensial untuk menjadi pangkalan militer bagi negara-negara yang akan meluaskan pengaruhnya di Asia Tenggara. Kedua, Laut Cina Selatan merupakan salah satu jalur lalu lintas ekonomi internasional yang paling padat. Ketiga, Laut Cina Selatan merupakan pusat kekayaan migas masa depan yang diburu di tengah krisis energi saat ini maupun di masa mendatang.

    Dari data yang dihimpun oleh INDOPETRO, Blok Natuna D-Alpha adalah blok gas dengan kandungan gas terbesar di dunia yang mana diperkirakan menyimpan sekitar 500 juta barel minyak, total potensi gas mencapai 222 triliun kaki kubik (tcf). Potensi gas yang recoverable sebesar 46 tcf (46,000 bcf) atau setara dengan 8,383 miliar barel minyak (1 barel oil equivalent = 5.487 cf ). Dengan potensi sebesar itu, dan asumsi harga rata-rata minyak US$ 75/barel selama periode eksploitasi, nilai potensi ekonomi gas Natura adalah US$ 628,725 miliar atau sekitar Rp 6.287,25 triliun (kurs US$/Rp = Rp 10.000).

    Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan I Wayan Midyo menyangkal jika Cina dikatakan mengakui Kepulauan Natuna secara langsung. “Sebenarnya Cina mengklaim Laut Cina Selatan sebagai wilayah teritorinya, termasuk sebagian perairan Indonesia di sekitar timur laut Kepulauan Natuna,” katanya ketika dihubungi INDOPETRO.

    Lebih lanjut I Wayan mengatakan klaim tersebut sebagai bagian dari strategi Cina dalam mencari sumber daya alam berupa cadangan gas dan berbagai jenis energi fosil lainnya di luar wilayah daratan Cina.

    Sementara itu di tempat terpisah, Kepala BPMIGAS R.Priyono mengungkapkan adanya klaim tersebut biasa terjadi di luar negeri sana. “Wilayah perbatasan saling klaim-mengklaim sudah biasa, itu kan dinamika geopolitik, kita memang harus mengakui saat ini Cina bisa disebut negara super power baru, jadi bukannya harus menjadi musuh namun seharusnya mitra. Karena bagaimanapun juga Indonesia merupakan negara besar dengan kekayaan migasnya,” imbuhnya kepada INDOPETRO di akhir acara pembukaan Rapat Kerja BP Migas 14 Desember 2010.

    Ia menegaskan secara de facto kepulauan Natuna jelas milik Indonesia, dunia internasional pun mengakuinya, jadi tidak ada yang perlu dirisaukan. Ditambah lagi dari sisi hubungan regional, saat ini Presiden SBY menjadi pimpinan di ASEAN.

    Ketika ditanya mengenai keterkaitan kedatangan Presiden AS Barrack Obama sebelum akhirnya terjadi teken kontrak pengelolaan Blok D-Alpha di Kepulauan Natuna oleh Exxon Mobil awal Desember 2010, Priyono mengatakan itu hanya kebetulan saja orang menghubung-hubungkannya. “Kan biasa kalau dalam geopolitik migas selalu disangkut-pautkan, jadi pemilihan Exxon Mobil semata-mata karena paling reliable,” cetusnya.

    Semoga dengan adanya ancaman klaim seperti ini bisa lebih meningkatkan kewaspadaan pertahanan militer Indonesia di daerah-daerah perbatasan dan wilayah perairan laut terluar, karena kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan harga mati.

    Hasil Reportase Nurfahmi (Sudah dimuat di Majalah Oil and Gas indoPetro Edisi Januari 2011)
       
    indoPetro Edisi Januari 2011

    Jumat, 27 Mei 2011

    Spionase Itu Raqib-Atid

    
    Ilustrasi: mrmcewen.com
    
    Renungan Jumat hari ini (27/5/2011) begitu menggetarkan hati, sebagai manusia biasa yang berlumuran dosa tentu saja perasaan bersalah itu hadir ketika sang Khotib Jumat menyampaikan ayat: 

    "مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيد"  
    "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Q.S. Qaaf: 18).
    Khotib yang masih terlihat muda itu melanjutkan khutbahnya dengan ilustrasi ketika di akhirat nanti kita umat manusia hanya bisa pasrah. Dengan suara lantang oktaf tingkat tinggi seperti pemain opera, dia bilang, "Akan diperlihatkan semua dosa-dosa manusia pertama Adam hingga manusia akhir zaman nanti."

    Pikiran rasional liberal ala (Ibnu Rusyd) saya bilang: nggak masuk akal ah. Masa' harus ngantri berapa lama (waktu dunia atau waktu alam barzah) untuk menunggu satu per satu dosa demi dosa yang bejibun tentunya di layar lebar sembari nonton bareng (nobar). Saya sudah membayangkan suasana nobar final piala dunia atau final liga champion di lapangan kelurahan, akan terjadi di alam barzah dengan latar berbeda. Yaps, kita nobar dosa-dosa kita dan orang lain. Dalam hati saya agak menggelitik, malu juga yah kalau ditonton sama keluarga kita. Ex: saya sering berbohong kepada ibu saya. Tiap pulang kerja ditanya, "Udah Isya mi?" Sering kali kalau malas karena baru saja menikmati kehangatan dan empuknya kasur, saya jawab: "Udah tadi ma sebelum pulang."

    Astaghfirullah, hati nurani saya mulai dikoyak-koyak dengan kebohongan yang saya anggap sepele. Karena selain berbohong, terkadang Sholat Isya juga berlalu begitu saja. Ah, kalau soal ini, Sang Imam Ghozali dengan tuntunan psikologi 'hati' nya berhasil mengingatkan saya untuk jangan membawa ranah rasionalitas ke dalam urusan ibadah dan tauhid. Bahkan beliau menegaskan, jangan kau pikirkan Allah seperti apa, surga-neraka bagaimana dengan berfilsafat karena itu mendekati kesesatan.

    Dus, saya berfikir. Kalau saya mengikuti tuntunan Ibnu Rusyd yang mengagungkan rasionalitas, maka otak liberal saya bermain, "Nobar dosa-dosa di alam barzah" itu tidak masuk akal. Namun, kalau saya mengikuti Imam Ghazali, ada benarnya juga ucapan Khotib Jumat siang itu. "Malaikat Raqib-Atid akan mencatat, mengawasi segala perilaku dan ucapan kita."

    Mereka (Raqib-Atid) dalam imajinasi saya, akan melakoni tugasnya sebagai spionase di film-film Hollywood. Bahkan intelijen sekelas CIA, Mosad, NSA atau Densus 88 yang selalu bangga menangkap teroris dalam keadaan terbunuh. Tidak ada apa-apanya. Karena mereka (Raqib-Atid) membawa misi langit, daya intelejensia mereka ghaib. Tidak terendus kamuflasenya, dan yang jelas tidak ada skenario konspirasi ala intelijen Indonesia.

    Terima kasih saya persembahkan untuk Khotib yang telah mendongeng hororkan saya di Jumat siang itu (jujur memang saya tertidur setengah pulas walaupun Khotib berapi-api menyampaikan khutbah). Karena khutbahnyalah, saya sudah diingatkan: samping kanan-kiri di pundak ada spionase yang mengawasi semua tindak-tanduk kita. Entah itu dosa atau pahala. Terakhir, saya cuma mau request buat sang spionase. Semoga yang kanan (Raqib) berbaik hati mencatat pahala saya yang secuil ini, kalaupun boleh saya menyuap seperti Nazarudin. Pasti akan saya jabanin (Hehe, bercanda Ya Raqib. Jangan bilang-bilang Atid yah). Buat yang di kiri saya (Atid), please..!!. Qod Aroftu, Khoto'iy katsir jiddan. Lakin, wa'taqidu ma'a amaluka. Syukron, liannaka ana daqiyqon ma'a khoto'iy (Saya tahu, dosa saya banyak sekali. Namun, saya percaya dengan pekerjaan anda. Terima kasih, karena anda sudah membuat saya lebih berhati-hati dengan dosa).

    Teringat ucapan Ibnu Al Qoyyim: "Suatu amal tanpa didasari keihlasan dan tidak sesuai dengan yang telah dicontohkan Rasul, bagaikan seorang musafir yang mengisi tasnya dengan kerikil, yang memberatinya dan tidak memberi manfaat baginya." Adapun rintangan dalam melaksanakan keihlasan adalah rintangan yang sulit diatasi, akan tetapi dengan keihlasan akan diperoleh sesuatu yang diinginkan, dan memberi manfaat yang sangat besar. Dus, sholat dan beramal bukan karena mengharap pahala atau takut akan azabnya. Melainkan semata-mata mengharap Ridha-Nya.

    Wallahu'alam Bisshowab

    Kamis, 26 Mei 2011

    Jombang, Melahirkan Banyak Tokoh Bangsa


    by NurFahmi Budi Prasetyo on Wednesday, December 30, 2009 at 8:33pm
    Selamat Tinggal Gus.......foto: generasipkb.wordpress.com
    Entah kimiawi apa saja yg ada di kandungan tanah Jombang, DNA cerdas dan berbakat dicetak dari tanah di daerah Jawa Timur itu.

    Sebut saja, Alm.Nurcholis Madjid, Alm.Asmuni, Alm.Gus Dur. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh Bangsa dengan segala karya-karyanya merupakan putra daerah kelahiran Jombang.

    Cak Nur, panggilan akrab Nurcholis Madjid, sudah meninggalkan kita semenjak Agustus 2005. Mantan Ketum PB HMI selama dua periode ini (66-68, 68-70) telah menelurkan banyak karya intelektual, gagasan, dan pemikiran pembaharuan Islamnya bukan hanya diakui di Indonesia, namun dunia Internasionalpun mengaguminya.

    Alm. Asmuni, pelawak senior yang juga sudah meninggal dunia ini adalah dedengkotnya grup lawak "Srimulat", guyonan dan lawakannya selalu segar, dan menunjukkan estetika tersendiri dalam dunia hiburan.

    Dan yang terakhir alm. Abdurrahman Wahid yang baru saja meninggal dunia pkl. 18.45, 30 Desember 2009, guru bangsa yang juga mantan Presiden RI ke 4.

    Bersama Cak Nur, almarhum gencar mengkampanyekan semangat nilai-nilai pluralisme dan pembaharuan Islam. Beliau termasuk tokoh yang bisa masuk dan diterima banyak golongan, terlebih lagi dengan kalangan Tionghoa. Dan ketika menjadi Presiden, Gus Dur menjadikan Konghucu menjadi Agama resmi ke-enam di Republik ini.

    Selamat tinggal putra-putra Jombang, mereka lahir dari daerah yang kecil di Jawa Timur sana. Namun sumbangsih mereka untuk Bangsa ini tidak akan pernah dilupakan. GBU Gus...

     
    Luqman Kareem di tanah Minang juga banyak melahirkan tokoh2 bangsa lw.,.,.,.,
    December 30, 2009 at 8:41pm ·
     
    Fernandez Antonio dan jgn lupa, beberapa konseptor tuk Indonesia merupakan produk asli florez...hehehe
    December 30, 2009 at 11:24pm ·
     

    NurFahmi Budi Prasetyo ‎@lukman: iya tum, minang jg gudangnya tokoh, Hatta, syahrir, aidit(wlwpn orang minang ga mengakui), Tan Malaka, Buya Hamka, Sutan Takdir Alisyahbana, dan skrg akademisi, politisi, artis, palagi pedagang bnyk bgt orang Minang.
    @ Wem: Wah mantum kita ga mau ktgln jg dgn Floresnya, Frans Seda, Prof. Herman Johannes, Prof. Antonius Uwem..hehe.. Siapa lg wem?

    December 31, 2009 at 5:13am ·

     
    NurFahmi Budi Prasetyo ‎@ Lukman: oiya, Natsir idola ente jg dr minang toh? Btw, skripsi ente jd ttg Natsir ga?
    Klo bang Safrizal Rambe beliau drmn? Hehe..

    December 31, 2009 at 5:45am ·

     
    Faruqi Ageng semua daerah semua orang punya peluang kok. asal mau apa g aja hehe
    December 31, 2009 at 6:31am ·

     
    NurFahmi Budi Prasetyo ‎@ faruqi: sipp bos, gmn kbr'na ki?
    December 31, 2009 at 8:00am ·
     

    Luqman Kareem ‎@kaknda dombel:
    klo syafrizal rambe Medan production tum.,.
    hehe...
    Insya Allah jadi tum.,.
    tapi klo ada waktu..w pgnj sharing of mind sama ente ny.,.

    December 31, 2009 at 8:57am ·
     

    Fernandez Antonio point of infoermation, Frans Seda telah berpulang tadi k rahmattullah...smoga ia Tenag dlm lindungaNya. December 31, 2009 at 11:02am ·
     

    NurFahmi Budi Prasetyo ‎@ wem: iya wem, kt turut berduka cita, smg alm. Frans Seda bahagia dan abadi bersama kasih Tuhan. December 31, 2009 at 11:36am ·

     
    Guntur Setiawan met malam tahun baruan ya December 31, 2009 at 12:14pm ·

     
    NurFahmi Budi Prasetyo ‎@ b.Guntur: iya bang sama2, smg hari esok lbh baik dr hari kmrn, 2010 lbh bermakna drpd 2009. December 31, 2009 at 12:16pm ·