Kamis, 05 Mei 2011

Mengejar Anas Urbaningrum

Anas Urbaningrum Ketum Partai Demokrat - demokrat.or.id
Harian Rakyat Merdeka, dengan jargon andalannya The Political News Leader ini memang setiap lebaran atau hari libur nasional apapun tidak pernah mengenal istilah libur cetak. Yang mau tidak mau menuntut awak redaksinya untuk tetap melakoni pekerjaan sebagai buruh jurnalistik.

Praktis, dalam edisi khusus lebaran (10,11,12 September 2010) diriku kebagian tugas menyetok berita di halaman Blak-Blakan (wawancara khusus). Waktu itu Bang Syarif (redaktur) memandatkan tugas kepadaku untuk menguber Anas Urbaningrum, Ketum Partai Demokrat.

Ia pun menanyai kesanggupan diriku, karena Anas terkenal dengan kesibukannya ditambah lagi setelah menjadi Ketum Partai nomor wahid di Indonesia dirinya serasa menjadi selebritis politik yang selalu jual mahal karena sering menjadi target kuli tinta setiap gerak-gerik aktivitas politiknya.

Dan akupun menyanggupi dengan modal amunisi koneksi jaringan terbatasku, orang pertama yang kuhubungi adalah kakanda Ojan (Zulkarnain Alkatiri) seniorku di HMI. "Abang, bagaimana cara ketemu Cak Anas?" tanyaku dalam pesan singkat kepada bang Ojan, "SMS aja dulu mi, yang jelas isinya."  Dan kubalas "Sudah abang tapi nggak direspon."

Bang Ojan hanya membalas "Coba aja terus Mi". Namun diriku tidak kehabisan akal, langsung kuhubungi pengurus harian Partai Demokrat yang kebetulan dosen dan seniorku di HMI Unas, kakanda Ian Zulfikar. Alhamdulillah, Bang Ian memberikan info mendadak Selasa sekitar jam 12 siang, kutelepon beliau, "Gimana bang, ada agenda apa Demokrat hari ini?"

Bang Ian menjawab, "Ada mi, tapi udah tadi pagi jam 9, bagi-bagi sembako gratis di Lapangan Banteng," ujarnya di telpon. (dalam hatiku, hmmm kenapa nggak dari pagi kasih tahunya bang, kan saya udah sms dari semalam), "Terus ada lagi nggak bang?" tanyaku dengan penuh harapan.

"Yaudah, aku tanya DPP dulu yah, nanti aku kabari lagi," ucapnya singkat. Beberapa menit kemudian Bang Ian sms, "Jam 2 siang ini di DPP Demokrat Jl. Pemuda, Rawamangun, ada rapat," begitu isi singkat pesannya.

Aku pun berangkat dengan Mahda (pacarku) dalam keadaan panas terik yang sesampainya di Pasar Minggu (kuantar dirinya ke kampus) langsung disambut hujan deras, nggak peduli, walaupun tanpa dilindungi jas hujan, kuhajar saja hujan deras diiringi geledek menyambar demi mengejar narasumber penting yang dimandatkan kepadaku.

Terlanjur basah, banjir setinggi tangki motorku (Honda Megapro) pun juga kujabanin. Akhirnya jam 2 pas sampai di Kantor DPP Demokrat di Jalan Pemuda Rawamangun. Dengan status sebagai seorang reporter brondong, yang bertugas menyambangi Kantor DPP Demokrat di siang hari Bulan Ramadhan, Selasa, (7/9/2010). Aku cukup bersemangat waktu itu, karena mengusung misi wawancara khusus edisi lebaran dengan seorang Anas Urbaningrum, Ketum Partai jawara Pemilu 2009. Sayangnya, harapanku untuk segera menemui Cak Ans sedikit tertunda, karena dirinya sedang rapat pimpinan terbatas dan tidak bisa diganggu kata asisten pribadinya, mas Tomo.

"Nanti kata ketum ente wawancara pas mau buka puasa aja yah," pesan Mas Tomo. Setelah menunggu beberapa jam (Jam 2 sampai beberapa menit menjelang buka puasa), Anas terlihat terburu-buru menuju mobil Alphard hitamnya, karena ada acara mendadak di DPR.

Bekas Ketum PB HMI ini menolak diwawancarai saat itu juga (door stop), “Nanti malam saja di rumah yah, kita sambil ngopi-ngopi,” katanya kepadaku. Yasudahlah, kucoba berkoordinasi dengan redaktur. Katanya kalau sanggup tungguin aja, tapi kalau nggak bisa cari narasumber lainnya besok. Karena memang belum terlalu dikejar deadline, hanya saja sang redaktur malas bermalam takbiran di kantor. Jadi dirinya mau menyetok berita secepat mungkin sampai dua edisi setelah lebaran (Ahad).

Setelah buka puasa bersama dengan beberapa pejabat teras PD seperti: Sekjen PD Ibas Yudhoyono, Waketum Max Sopacua, Bendum Nazaruddin, Saan Mustopa, Jhonny Allen Marbun dan beberapa pengurus lainnya. Selepas Maghrib kucoba menghabiskan waktu dengan belanja celana lebaran di Mall Arion yang kebetulan dekat dari kantor DPP, sengaja kubeli celana lebaran, karena memang stok celana banyak yang sobek dan waktu itu celana basah+kumel setelah bermandikan hujan, banjir dan lumpur sepanjang perjalanan. Masa' mau ketemu politisi yang necis, modis dan selalu tampil menawan sekaliber Anas Urbaningrum malah dekil and the kumel. Kemudian, jam 9 kulangsung meluncur ke istana Anas.

Setelah bertanya-tanya beberapa kali di daerah Klender dan Cipinang, akhirnya sampai juga di rumahnya Cak Anas sekitar jam setengah 10 malam. Sembari menunggu dari jam setengah sepuluh malam hingga setengah dua belas malam di kediamannya daerah Duren Sawit, Jakarta Timur. Kuhabiskan waktu dengan membuka FB di hp dan mengobrol dengan satpam dan ajudannya, (Kang Yadi, bekas marinir). Dan terlihat di garasinya terparkir mobil gagah Ranger Rover sport berwarna hitam dan di halaman teras rumahnya ternyata sedang ada kerja bakti menyiapkan tenda dan perlengkapan untuk acara open house halal bi halal Idul Fitri.

Yang mengagumkan, ternyata istrinya Anas juga ikut bantu-bantu angkat kursi, dan barang-barang berat lainnya, tidak seperti istri pejabat kebanyakan yang kelakuannya seperti nyonya. Seperti diketahui, istri Cak Anas adalah putri seorang kyai terkenal dari Jogja (Pendiri Pesantren Krapyak Jogja, KH Atabik Ali).

Akhirnya, setelah sekian lama menunggu lama, sang empunya rumah tiba, berikut kutipan wawancara dengan Politisi asal kota lahir Proklamator RI Bung Karno, daerah yang termasuk lumbung pewaris kekuasaan Mataraman, Blitar :

Apa sih arti lebaran menurut seorang Ketum Demokrat?

Lebaran bagian dari tradisi. Tapi bukan fanatik pada mudiknya. Lebaran itu,  kesempatan terbaik untuk silaturahim dengan keluarga besar, saudara, dan sahabat-sahabat lama. Biasanya kalau lebaran itu kan kumpul semua, tapi tahun ini untuk pertama kali mudiknya hari kedua, hari pertama saya shalat Ied di Jakarta, hari kedua ke Jogja, lalu hari ketiga ke Blitar. Dimana tahun-tahun sebelumnya sebelum hari H sudah mudik, kadang ke Jogja (keluarga istri) dulu, terkadang ke Blitar (keluarga saya) dulu.

Ada tradisi salam tempel  atau angpao nggak?

Oiya, pastinya salam tempel itu juga bagian dari kebiasaan dalam tradisi lebaran di Indonesia. Waktu saya kecil, itu momentum yang sangat dinanti-nanti. Kalau bahasa jawanya sangu, jadi tradisi salam tempel itu selalu berlanjut sampai sekarang, tapi dipahami sebagai bagian dari pemahaman secara kultural. Dimana metode menjaga hubungan dengan keluarga besar, khususnya generasi baru.

Karena dengan cara seperti itu diniatkan membangun kesan yang positif. Ketika jaman saya kecil punya kesan yang positif karena orang tua saya dulu berhasil membangun kesan yang positif, maka saya juga akan melanjutkan tradisi itu untuk saudara-saudaranya bapak, atau keluarga dari Ibu untuk mempraktekkan tanda kasih sayang. Yang penting kan nggak berlebih-lebihan.

Pengalaman lebaran waktu masih merantau kuliah di Jakarta?

Waktu saya bujangan (kuliah di Jakarta), selalu pulang kampungnya h-2. Jadi takbiran sudah di kampung. Pernah suatu kali waktu kuliah ada tugas dan kegiatan yang nggak bisa ditinggalkan, jadi waktu naik bis dari Surabaya menuju Blitar itu pas malam takbiran masih dalam perjalanan, saya merasa ada yang hilang karena ketinggalan takbiran, nggak nikmat betul rasanya.

Takbiran biasanya kumpul di masjid dengan teman-teman, dengan orang sekampung, terus lihat anak-anak kecil takbiran keliling kampung, jadi itu bagian dari memori lalu yang sangat berarti.

Suka-duka mudik?

Alhamdulillah nggak pernah kehabisan tiket. Tapi pernah beberapa kali mudik dari Jakarta naik kendaraan pribadi, pulang ke jogja, mengalami kemacetan di pantura, jadi saya juga pernah menikmati kemacetan saat mudik…hehehe...

Puasa lancar nggak?

Saya belajar puasa itu sejak kelas dua SD, Alhamdulillah sejak puasa pertama sampai sekarang selalu penuh. Maka dari itu, saya tanamkan sedini mungkin kepada anak-anak saya, anak pertama, kedua, ketiga, alhamdulillah So far full puasanya. Cuma yang paling kecil saja masih TK, jadi kadang suka bolong.

Makna idul fitri?

Idul fitri itu secara spiritual kesempatan terbaik untuk meningkatkan, dan  memetik hikmah dari masa ujian (puasa). Idul fitri itu seperti kelulusan spiritual dari seorang muslim, karena dengan idul fitri secara  personal kita telah berhasil membakar dosa, kekurangan, kekhilafan yang konteksnya vertikal.

Tapi nggak cukup berhenti di situ, Idul Fitri sebetulnya mempunyai pesan moral agar bagaimana membina hubungan pergaulan sosial yang makin baik dan harmonis, karena spiritnya saling memaafkan, spiritnya menghilangkan dendam dan permusuhan, karena hal seperti itu penting dalam pergaulan kebangsaan kita yang majemuk.

Kemudian bagaimana mengisi Idul Fitri?

Idul fitri sebetulnya bagaimana mentransformasikan kesalehan personal menjadi kesalehan sosial atau publik, jadi bukan hanya berfikir kebaikan pribadi, tapi berfikir bagaimana kemaslahatan publik.

Kalau dalam pergaulan politik (partai dan elit politik) dengan momentum Idul Fitri  ada hubungannya nggak?

Pergaulan kan nggak dibatasi oleh sekat-sekat kepartaian atau sekat-sekat posisi di dalam pemerintahan. Jadi Idul Fitri dengan segala pernak-perniknya bion kepentingan partai, saya kira spirit seperti itu diterima luas oleh teman-teman dari kalangan partai apapun. Alhamdulillah saya punya komunikasi yang baik, dan pergaulan tidak terhambat dengan partai apapun yang secara politik mengambil jalan oposisi, terlebih hubungan dengan kawan-kawan oposisi secara personal.

Ada yang spesial dari masakan Idul Fitri?

Nggak ada, sama dengan masyarakat Indonesia secara umum. Yang jelas ada ketupat atau lontong, nggak berlebih-lebihan dan yang terpenting bagaimana kita bisa berbagi dengan sesama.


CR-AMI (Kodeku, Calon Reporter Tetap di Rakyat Merdeka)

Akhirnya, setelah perjuangan selama 10 jam menguber Anas Urbaningrum demi wawancara selama 20 menit, diriku merasa puas karena bisa masuk langsung ke rumah salah satu tokoh politik idolaku, sang politisi karir (bukan karbitan seperti kebanyakan) yang terkenal santun, cerdas dan tidak pernah menyerang lawan (selalu ditata dan dipikirkan matang-matang sebelum mengeluarkan pernyataan). Namun sayang, karena hp'ku lowbat, jadi nggak bisa narsis putu-putu dengan sang artis politik tahun ini...hehehe

NB: Wawancara ini dimuat di Rakyat Merdeka cetak dan RM Online, Sabtu, 11 September 2010
by NurFahmi Budi Prasetyo on Tuesday, September 14, 2010 at 6:58am

  • Heri Widi Wardoyo manshap bro.. Lanjutkan perjuanganmu..
    September 14, 2010 at 7:29am via Facebook Mobile ·

  • Ali Benhamed mi... lw kapan2 wawancarai gw y?
    hahaha...

    September 14, 2010 at 8:18am ·
  • Eko Miharjah Marzoeki Dm Mantap, tapi kalau saya. Masih Bang Akbar Tanjung yang terbaik. Bang Annas masih jauh dibanding Bang Akbar. Meskipun sama-sama mantan Ketua Umum PB HMI dan menjadi Ketua Umum Partai, Bang Akbar tidak bisa digantikan. Bang Annas ibarat pemain bola yang suka menggiring bola sendiri dan mencetak gol serta merayakan golnya sendiri tanpa berpelukan dgn yang lain. Jadi begitulah kira-kira pandangan saya. Maaf yah?
    September 14, 2010 at 11:29am

  • Bambang Trismawan horeee... udah mirip lah kau.. *keplok-keplok*
    September 14, 2010 at 11:36am ·

  • Dwiki Setiyawan Jadi wartawan memang musti tabah. Kalau perlu demi narasumber kompeten ditongkrongi tiga hari tiga malam pun apa boleh buat. Hehehe. Jika di kediaman Bung Anas tenang bro, dapat jamuan kan? Kok yang ini gak ada ceritanya?
    September 14, 2010 at 12:14pm ·

  • Ramdhan Rockin Mantap bro......RockN'roll
    September 14, 2010 at 1:45pm ·

  • Muhammad Rozi mantap tum, ke depan bukan mengejar Cak Anas lagi tapi Cak Fahmi,, he,he... sukses
    September 14, 2010 at 5:51pm ·

  • Fatah H. Seedhieqz ajak" ngape,,,
    ha ha ha..

    September 15, 2010 at 12:08am ·

  • NurFahmi Budi Prasetyo
    ‎^Heri Widi: Lebih cepat lebih baik..hehehe...


    ^Mamali: Oke tak wawancara, tapi pertanyaannya seputar peliharaan anehmu n tingkat pelanggaran kasus homo santriwan assalaam....wkwkwk...


    ^Bang Eko: Sama bang, kalo Anas masih kalah jam terbang m...See More
    September 15, 2010 at 2:25am ·

  • NurFahmi Budi Prasetyo
    ‎^Romdon: Rock N Roll udah ga jaman boy, sekarang pasarnya lagi lagu2 melayu kayak kanjen n esteh 2ribu...hahaha....


    ^Mantum Rozi: Amiiin, thanx doanya tum, mudah2an uda rozi juga dikejar2 proposal junior2nya...hehehe..


    ^Fatah: ett dah ente k...See More
    September 15, 2010 at 2:32am ·

  • Fatah H. Seedhieqz
    pan mayan bel..
    kali aje ane dapet sesi poto"..
    trus, djadiin PP efbe...
    ha ha ha...


    ...See More
    September 15, 2010 at 2:51am ·

  • Dina Farisah keren Mi...LanjutGan..!!!
    September 15, 2010 at 5:38pm ·

  • M A Kaimudin Abenck usaha yg luar biasa.. salut untuk konsistensinya..
    September 15, 2010 at 8:05pm ·

  • NurFahmi Budi Prasetyo
    ‎~DFA: Siap ibu juraGAN. Hehe..
    ~Bang Sup: tks jempolna bang, dr semenjak sy kuliah, tulisan abang di Voxpopuli jd tlsn favorit sy, apalagi yg judulna "Kumis dan Klimis". Wkt menjelang Kongres Demokrat, abang nulis secuil pengalaman wkt seke...See More
    September 16, 2010 at 11:47pm

  • NurFahmi Budi Prasetyo ‎~AH: Trims jempolna ketua. Bgmn ada arahan Ketua Panitia Kudeta? Dgr2 10 Okt ada revolusi kcl2an yah?
    September 17, 2010 at 12:03am

  • M A Kaimudin Abenck alhdllah baik, ia dirman SD,SMP, SMA skarang jga..temenan hee...
    September 17, 2010 at 12:50pm ·

  • Alfan Alfian Mas Anas itu sejak dulu memang "bukan orang biasa". Walaupun saya sudah "melanglang buana dalam dunianya" sekian lama, tetap saja ia "bukan orang biasa". Dulu saya merasakan bahwa ia memang bakal jadi "bukan orang biasa". Nyatanya sekarang jadi ketua partai politik terbesar se-Indonesia. Tugas kita adalah menjadikannya tetap "orang biasa".
    September 18, 2010 at 4:43pm · · 1 person

  • NurFahmi Budi Prasetyo ‎~Bang Alfan: injih mas, jgn sampai bang Anas melangit terlalu tinggi hingga lupa pijakan bumi. Hehe..
    ~Galih: trims bwt share link wawancara hsl editan redaktur ane.

    September 18, 2010 at 11:52pm via Facebook Mobile ·

  • NurFahmi Budi Prasetyo ‎~Bang Alfan: injih mas, jgn sampai bang Anas melangit terlalu tinggi hingga lupa pijakan bumi. Hehe..
    ~Galih: trims bwt share link wawancara hsl editan redaktur ane.
    ~Piey, ayis: makacih yah apresiasi laikdisna.

    September 18, 2010 at 11:53pm via Facebook Mobile ·

  • Chamad Hojin Corect Setahu saya Max Sopacua muslim lho... kalau Jhonny allen bukan non muslim
    September 19, 2010 at 4:17pm ·

  • NurFahmi Budi Prasetyo ‎~b.chamad: ok tq bang, tp dr siang ane liat ke2 orang itu pada ngerokok. Wallahu'alam
    September 19, 2010 at 6:06pm

  • Moh Muhsin Rofiey sepotung, Kita lihat nanti dari totalitas perjuangan masing masing sebagai Mantan KETUM PB HMI, sementara Bang Anas U masih Muda dan Bang AKBAR sudah Tua tapi masih Agresif dan sudah banyak terbukti pengabdiaannya kepada NEGARA..
    September 22, 2010 at 10:31pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar