INDUSTRI SUSU
Tambah pasokan susu, Ultra Jaya gandeng Wellard dari Australia
Oleh Nurfahmi Budi Prasetyo - Selasa, 17 Januari 2012 | 08:26 WIB
Berita Terkait
JAKARTA. Bisnis susu tak ada habisnya, mengingat impor susu masih tinggi hingga 75% dari total kebutuhan nasional. Peluang ini pula yang ditangkap PT Ultrajaya untuk meningkatkan produksi susu dengan menggandeng Wellard, perusahaan peternakan sapi perah dari Australia.
Eddi Kurniadi, Sekretaris Perusahaan Ultrajaya menjelaskan, sejak 2011 lalu, pihaknya telah mengimpor 2.000 ekor sapi perah dari Wellard. Ultrajaya tak ragu menggelontorkan dana hingga US$ 3 juta untuk mengimpor sapi perah dari Australia itu. "Kami ternakkan sapi impor itu, dan kini sudah 3.000 ekor," katanya, Senin (15/1).
Eddi bilang, usaha peternakan sapi perah dilakukan anak usaha Ultrajaya yakni PT Ultrajaya Peternakan Bandung Selatan. Saat ini, produksi susu sapi dari peternakan itu telah menghasilkan 200 ton susu murni per hari.
Data Asosiasi Industri Pengolahan Susu Nasional menyebutkan, produksi susu segar nasional tahun 2012 diproyeksi hanya 25% dari total kebutuhan susu yang mencapai 3,5 juta ton. Alhasil impor susu sekitar 2,6 juta ton atau 75% dari kebutuhan nasional. Tingkat konsumsi susu Indonesia secara nasional juga masih rendah hanya 11 liter per kapita per tahun. Tentu saja nilai ini jauh di bawah Malaysia, Singapura, dan Thailand yang sudah di atas 20 liter per kapita per tahun.
Dus untuk meningkatkan produksi susu olahan, Ultrajaya berencana membeli mesin robotik tahun ini. Mesin robotik pengolah susu ini dapat mengurangi pekerjaan di industri pengolahan susu yang kini masih bersifat manual.
Manager Accounting Ultrajaya, Yudhi S. Handoyo menambahkan, anggaran pembelian mesin robotik tersebut berasal dari belanja modal tahun lalu. "Biaya untuk pembelian mesin robotik itu sebesar Rp 100 miliar," tandas Yudhi.
Ia menjelaskan, dengan impor sapi perah dan penggunaan mesin robotik diharapkan kapasitas produksi susu olahan Ultrajaya akan meningkat sebesar 20%.
Dengan begitu, pendapatan yang bakal dikempit Ultrajaya juga bisa tumbuh 15% - 20% dari realisasi pendapatan tahun ini yang mencapai Rp 2,1 triliun. "Kami yakin target pendapatan tahun ini tercapai lantaran kami menguasai 60% pasar," kata Yudhi. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar