INDUSTRI GULA
Garap bisnis bioetanol, PTPN X akan percepat bangun pabrik
Oleh Nurfahmi Budi Prasetyo - Minggu, 15 Januari 2012 | 19:53 WIB
JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X akan mulai menjadikan bisnis bioetanol sebagai investasi turunan dari produksi gula. Direktur Utama PTPN X Subiyono menuturkan, upaya yang dilakukan dengan mempercepat pembangunan pabrik bioetanol di Mojokerto.
Menurut Subiyono, penyelesaian pembangunan pabrik itu ditargetkan November 2012. Pabrik bioetanol baru itu akan mulai berproduksi pada awal 2013. Dengan beroperasinya pabrik ini, selain bisa memproduksi gula, turunan gula bisa diolah menjadi bioetanol. Pabrik tersebut akan mengolah 100.000 ton dari 250.000 ton molasses atau tetes untuk dijadikan bioetanol.
Pabrik yang dibangun terpadu dengan Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto ini akan mengolah turunan gula untuk memproduksi bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dengan kapasitas 30.000 kiloliter (KL) per tahun alias 100 kiloliter per hari.
Saat ini, rencana pembangunan pabrik yang merupakan hasil kerja sama Indonesia dan Jepang melalui The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) ini baru selesai pada tahap meyakinkan masyarakat yang awalnya menentang.
"Izin ke kepala desa, dan instansi terkait sudah semua. Kita juga sudah meyakinkan masyarakat sekitar, bahwa pabrik ini ramah lingkungan dan tidak akan mengganggu. Bahkan petani tebu akan semakin sejahtera dengan proyek bioetanol ini," ujar Sekretaris Perusahaan PTPN X, Djoko Santoso kepada KONTAN, Minggu (15/1).
Nilai investasi dari kerjasama ini mencapai US$ 25,5 juta. Dari jumlah itu, US$16 juta diantaranya adalah hibah pemerintah Jepang melalui NEDO. Sisanya, US$ 9,5 juta dari pemerintah Indonesia. Di bisnis bioetanol ini, PTPN X menyiapkan Rp 285 miliar bagi pembangunan pabrik. Sumber dananya dari hibah Jepang senilai Rp 160 miliar dalam bentuk mesin utama dalam G to G, serta kas internal PTPN X. Fokus utama untuk pengolahan limbah senilai Rp 65 miliar, sehingga tidak ada limbah yang berbahaya. Jadi porsi lokal, seperti pipa, electrical.
Menurut Subiyono, penyelesaian pembangunan pabrik itu ditargetkan November 2012. Pabrik bioetanol baru itu akan mulai berproduksi pada awal 2013. Dengan beroperasinya pabrik ini, selain bisa memproduksi gula, turunan gula bisa diolah menjadi bioetanol. Pabrik tersebut akan mengolah 100.000 ton dari 250.000 ton molasses atau tetes untuk dijadikan bioetanol.
Pabrik yang dibangun terpadu dengan Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto ini akan mengolah turunan gula untuk memproduksi bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dengan kapasitas 30.000 kiloliter (KL) per tahun alias 100 kiloliter per hari.
Saat ini, rencana pembangunan pabrik yang merupakan hasil kerja sama Indonesia dan Jepang melalui The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) ini baru selesai pada tahap meyakinkan masyarakat yang awalnya menentang.
"Izin ke kepala desa, dan instansi terkait sudah semua. Kita juga sudah meyakinkan masyarakat sekitar, bahwa pabrik ini ramah lingkungan dan tidak akan mengganggu. Bahkan petani tebu akan semakin sejahtera dengan proyek bioetanol ini," ujar Sekretaris Perusahaan PTPN X, Djoko Santoso kepada KONTAN, Minggu (15/1).
Nilai investasi dari kerjasama ini mencapai US$ 25,5 juta. Dari jumlah itu, US$16 juta diantaranya adalah hibah pemerintah Jepang melalui NEDO. Sisanya, US$ 9,5 juta dari pemerintah Indonesia. Di bisnis bioetanol ini, PTPN X menyiapkan Rp 285 miliar bagi pembangunan pabrik. Sumber dananya dari hibah Jepang senilai Rp 160 miliar dalam bentuk mesin utama dalam G to G, serta kas internal PTPN X. Fokus utama untuk pengolahan limbah senilai Rp 65 miliar, sehingga tidak ada limbah yang berbahaya. Jadi porsi lokal, seperti pipa, electrical.
Menurut Subiyono, PTPN X menghasilkan 200.000 ton tetes. Karena belum punya pabrik, manajemen menjual tetes itu ke perusahaan lain sebagai bahan baku penyedap masakan dan bioetanol. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar