Dewasa ini isu penyelamatan lingkungan sedang merebak, seiring terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim, hanya ada satu jargon yang tepat untuk dijadikan misi manusia yang masih peduli akan lingkungan: Go Green. Beberapa waktu lalu, telah diluncurkan buku dengan judul “Green Economy” karya Prof. Ir. Surna T. Djajadiningrat, buku ini bisa dijadikan referensi untuk perusahaan tambang atau migas yang kerapkali bersentuhan dengan alam dan bagaimana menjaga lingkungan dari kerusakan dalam kegiatan eksplorasinya.
Ketua Dewan Pertimbangan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan (PROPER) Kementerian Lingkungan Hidup yang juga penulis buku, Prof. Ir. Surna mengatakan, pemanfaatan dan eksploitasi sumberdaya alam yang tidak diimbangi oleh upaya konservasi, yang mengatasnamakan kesejahteraan hidup manusia tampaknya mulai menampilkan dampak negatif terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan lingkungan alam, tetapi juga keberlangsungan manusia itu sendiri. Isu pemanasan global dan perubahan iklim hanyalah sebagian dari sekian banyak isu lingkungan yang demikian pelik untuk diperhatikan yang tidak hanya bersifat lokal tetapi global.
Ikhtiar Pertamina Mendinginkan Bumi
Komitmen Pertamina terhadap aspek lingkungan ditunjukkan dengan dikeluarkannya kebijakan Dirut pada 11 Februari 2009. ”Salah satu butirnya menggunakan teknologi terbaik untuk mengurangi dampak dari kegiatan operasi terhadap manusia, aset dan lingkungan,” kata Direktur Umum PT. Pertamina (Persero), Waluyo. Ia menyebutkan Pertamina mengupayakan keberlanjutan lingkungan dan ekosistem dalam jangka panjang antara lain dengan pengurangan emisi gas rumah kaca. Dalam RJPP 2010 -2014 Pertamina menetapkan sasaran HSSE Excellence yakni nihil insiden (termasuk pencemaran), nihil gangguan operasi akibat insiden, pematuhan terhadap aspek HSSE dan reputasi yang baik di mata stakeholders.
Lebih dari 100 unit usaha Pertamina bersiaga untuk mendapatkan peringat PROPER Emas tahun ini. PROPER menjadi target Pertamina sebagai bagian dari menyeimbangkan kegatan usaha di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. PROPER memiliki nilai strategis terhadap citra perusahaan. Karena itu setelah tahun lalu Pertamina mendapatkan 9 Proper Hijau, kini harus naik kelas menjadi emas. Di samping itu juga menaikkan penilaian merah menjadi biru, termasuk mempertahankan tradisi tanpa predikat hitam.
Untuk menuju ke sana sejumlah strategi telah disiapkan. PROPER dimasukkan sebagai bagian dari program BTP HSE Corporate. Wakil dari masing-masing direktorat dan anak perusahaan menjadi anggota BTP tersebut. Semua permasalahan dapat didiskusikan dan diangkat ke level yang lebih tinggi apabila permasalahan tersebut terkait dengan kebijakan perusahaan.
Karena itu unit operasi didorong untuk mengimplementasikan ISO 14001, sebagai parameter pengelolaan lingkungan bertanggung jawab. Sampai saat ini terdapat hampir 28 unit operasi yang sudah mendapatkan sertifikasi ISO 14001. Manajemen pengelolaaan lingkungan yang baik menjadi salah satu aspek penilaian Proper. Aspek lain, seperti konservasi energi dan sumberdaya ikut dipoles.
“Saat ini sedang disusun kebijakan konservasi energi, baik untuk perkantoran maupun unit operasi. Audit konservasi energi juga dilakukan di tiap-tiap unit operasi,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Mochamad Harun, seperti yang termuat dalam Warta Pertamina Edisi Juni 2011.
Di Kantor Pusat, sejumlah kegiatan juga dilakukan dalam menciptakan Eco Office. Mulai dari sistem surat menyurat dengan e-correspondence, menyeting pendingin ruangan, penggunaan MUSIcool yang ramah lingkungan sebagai refrigerant, dan lain-lain. Semua dilakukan bukan semata-mata untuk mendapatkan PROPER. Tetapi upaya perusahaan mendukung target pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26,5 persen pada 2020 sebagaimana komitmen yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pertamina memborong sembilan PROPER hijau untuk pengelolaan lingkungan. Dengan diraihnya peringkat Hijau, Pertamina telah menunjukkan kinerjanya dalam melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance).
Hal ini dibuktikan melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery) dan melakukan upaya tanggung jawab sosial yaitu CSR dengan baik.
Selain itu, terdapat 49 unit/area operasi Pertamina ditetapkan mendapat peringkat Biru dan enam unit/area operasi Pertamina mendapatkan peringkat Merah. Menurut penilaian dari 64 unit/area operasi, tahun ini Pertamina terbebas dari peringkat hitam jika dibandingkan 2009 lalu. Ini membuktikan komitmen Pertamina dalam pengelolaan lingkungan.
Waluyo mengatakan dalam kontrak manajemen Pertamina sudah memulai emission reduction dan energy efisiensi ke dalam kontrak manajemennya, termasuk green builder council founder, clean development mechanism (CDM) program dan sebagainya.
“Kami sangat mendukung adanya ekonomi hijau sebagai paradigma baru dalam ekonomi, dan Pertamina sudah menerapkannya (green economy),” ujarnya. Nurfahmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar