Ilustrasi Perseteruan Anas-SBY. Foto/Nevertalk-Kaskus |
Jakarta, PenaOne – Bekas Sekretaris Departemen Agama DPP Partai
Demokrat (PD) Ma’mun Murod Albarbasy mengaitkan kisah perseteruan Anas
dengan SBY bak Musa dengan Raja Fir’aun. Menurutnya, dalam status
Facebook, kisah Nabi Musa mirip dengan Anas dalam perspektif politik.
“Antara Anas dan Nabi Musa AS: ini sekadar status. Jangan ditafsir
terlalu jauh. Jangan juga ada yang komen: Masa Musa dibanding dg Anas.
Musa jelas Rasul dan Nabi, sementara Anas “orang hina” yg secara hukum
telah jadi tersangka.Saya hanya lihat ada kemiripan dalam perspektif
politik,” tulis Ma’mun kader Muhammadiyah asli Brebes ini dalam akun
FB-nya, Senin (22/4/2013).
Ia menambahkan, Musa “anak pungut” yang dihanyutkan di sungai oleh
orang tuanya karena situasi yang mengharuskan. Anak yang kehadiranya di
Istana sama sekali tidak diharapkan Fir’aun. Anas juga hanya “anak yang
dipungut” untuk bantu besarkan Demokrat, yang tentu tidak sama dengan
“anak kandung”. Anas sangat tau diri.
“Fir’aun sadar betul bahwa Musa bisa bahayakan kuasanya. Sejak Musa
kecil Fir’aun sudah rasakan. Disuruh pilih roti dan api, Musa “pura2″
(tentu dg ijin Allah) pilih api (akibatnya bicaranya agak cadel), besar
dikit ketika digendong, Musa kerap “iseng” narik2 jenggot Fir’aun,”
lanjut Ma’mun.
Menginjak remaja, Musa mulai lakukan perlawanan dan mulai menohok ke
jantung kuasa Fir’aun. Merasa tidak bisa lagi diajak “baikan” Musa pun
diusir dari Istana hingga terjadi pengejaran terhadap pasukan Musa. Musa
terpepet dan terjebak di Sungai Nil.
Dengan ijin Allah, sambung Ma’mun, tongkat Musa dicambukkan ke bumi
berubah jadi jembatan. Musa pun selamat, sementara Fir’aun dan
pasukannya tenggelam. Musa berhasil menang secara politik.
“Sebagai “anak yg dipungut”, Anas alami nasib hampir serupa dengan
Musa. Mau nyalonin Ketum dicegah-cegah, diminta mundur, dijanjiin
jabatan Sekjen asal mundur.Namun takdir Allah, Anas pun terpilih jadi
ketum,” urainya.
Sebagai “anak yg dipungut”, meski sudah terpilih jadi ketum tetap
saja ada ketakrelaan dari Beliau. Upaya singkirkan Anas terus
berlangsung. Seperti halnya Musa, Anas tetap coba berlaku santun dan
loyal pada Beliau.Namun ketika kesantunan dan loyalitasnya tetap tak
dianggap, Anas mulai sedikit menyentil Beliau.
“Salah satu yang membedakan Anas dengan Musa, Musa berhasil
tenggelamkan Fir’aun, sebaliknya Anas gagal tenggelamkan dan justru
-untuk sementara waktu- “ditenggelamkan”. Sekali lagi ini hanya sekadar
status,” tutup Ma’mun yang juga pernah menjadi Ketua DPP Partai Matahari
Bangsa. (ami).
Penulis: Nurfahmi Budi Prasetyo
Sumber: Kisah Anas-SBY bak Musa-Fir'aun
Walau dalam perspektif politik kita hendaknya hati-hati menyikapi hal tersebut. Waktu akan terus mengiringi kita untuk melihat 'akhir kisah' tersebut nantinya. Banyak hal yang mengejutkan terjadi di panggung politik Indonesia dengan jutaan penontonnya.
BalasHapus