Sekilas perawakan abang tukang servis seperti etnis Tionghoa. Saya kagum dengan kesopanannya, setiap kali ingin melakukan apa pun dia selalu izin. Dan pekerjaan memperbaiki kulkas kami rampung digarapnya dalam waktu kurang dari sejam.
Saat ingin pamit, ayah saya memberikan biaya servis, dia tidak mematok berapa upah untuknya. "Terserah bapak saja," tuturnya. Dan akhirnya dia berceloteh, "Saya tadi beli kabel yang bagus sekalian dan diakalin biar nggak rusak lagi. Ini bedanya tukang servis sama pabrik, kalau pabrik sengaja diproduksi untuk rusak dalam jangka waktu tertentu biar bisa terus berproduksi. Kalau saya tukang servis, biar dapat kepercayaan pelanggan, saya perbaiki jangan sampai rusak dan bisa awet." Hmm, kalau saja tempat servis motor rutin saya berprinsip seperti itu. Saya pun tidak akan merogoh kantong tiap bulannya buat servis rutin....hehehehe....
wah betul juga mi. kalau semua bengkel baik kayak abang abang itu, kita jadi enak
BalasHapus