Selasa, 04 Oktober 2011

Capres 2014 & Klub Bola Eropa (SMI-1)


SRI 2014
Hajatan besar itu masih lama, namun baru satu tahun pemerintahan berjalan, desas-desus capres dan kelompok yang mengusung capres A-Z sudah bergaung. Pesta demokrasinya rakyat yang bernama Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 masih tiga (3) tahun lagi, tidak salah memang syahwat ingin berkuasa harus dikemas, dirancang dan dimatangkan dari jauh hari sebelum gong “perang politik” itu dipukul.


Pengamat, politisi, elit maupun rakyat biasa asyik memprediksi, menerawang dan menjadi trend topic paling hot untuk diangkat ke forum diskusi di warung kopi atau manapun. Layaknya komentator bola, semua orang punya jagoan dan analisa masing-masing. Tidak ada salahnya saya pun juga “gatal” ingin ikut meramaikan ramalan-ramalan Capres 2014 nanti. 

Berhubung saya suka sepakbola, dan punya sedikit ilmu mengenai politik karena memang dulu di bangku kuliah kebetulan mengenyam Jurusan Ilmu Politik. Yuk mari, izinkan saya menerawang satu-satu Capres yang santer terdengar namanya belakangan ini dengan analogi kondisi aktual tim sepakbola Eropa.

Capres dan Klub Bola Eropa

Sri Mulyani Indarwati (SMI), bekas Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I dan awal KIB II ini diusung oleh sekelompok orang dari praktisi hukum (Todung Mulya Lubis), akademisi (Arbi Sanit), dan tokoh-tokoh yang menganut paham yang konon namanya neoliberal, pluralis, sangat mencintai kebebasan berfikir, toleransi antar agama dan mereka sering difitnah (entah benar-atau tidak) “pro pasar banget”.

Untuk klub sepakbola yang pas dengan SMI jika dipaksa mirip kondisi objektif (keuangan, peformance, dan prospek) saya memilih Klub dari Liga Primer Rusia, Anzhi Makhachkala, Klub yang dimiliki taipan asal Rusia, Suleyman Kerimov itu menggebrak bursa transfer dengan menyodorkan rekor gaji bersih untuk pesepakbola profesional sedunia, yaitu sebesar 20 juta euro atau sekitar Rp 240 miliar per musim kepada striker (saat itu) Inter Milan asal Kamerun Samuel Eto’o.

Terus, apa kesamaannya dengan Sri Mulyani? Dari sisi keuangan atau amunisi politik: jangan ragukan pundi-pundinya, saat ini Ia menjabat sebagai Direktur World Bank, beberapa kali menjadi Menteri yang sangat vital peranannya, ditambah lagi Amerika sangat senang dengannya. Jangan lupakan juga “kedekatan”-nya dengan pengusaha kaya Indonesia, sebut saja si Raja Minyak Arifin Panigoro, dengan Perusahaan Migas yang sudah Go Internasional, logistik kampanye tidak lagi menjadi masalah untuk SMI jika memang nanti Partai SRI-nya bisa berbuat banyak di Pemilu. Lalu, kenapa dikaitkan dengan Anzhi? Klub sepakbola yang dimiliki investor kaya minyak Rusia tersebut memang masih “anak” kemarin sore, namun bukan berarti tidak mempunyai masa depan. Memang di Liga Lokal pun belum bisa berbicara lebih, yah wajar saja, namanya juga baru merangkak menjadi “new galacticos”.

Begitu-pun SMI, kasus Century bisa mengganjal citra politiknya. Tidak akan bernilai ketenaran, kecerdasan dan pengalamannya di pemerintahan. Ditambah lagi, orang-orang di dalam Partai SRI (kendaraan politiknya) masih belum “matang” menjadi pemain politik nasional. Mereka mengklaim, modal utama mereka adalah integritas dan akan menyapu bersih (seperti logonya-sapu) sistem “jahiliyah” yang menghasilkan koruptor di negeri ini. Saya kira peluang SMI sangat kecil, karena kalau mau meniru gaya pencitraannya SBY ketika 2004 dengan politik “terdzolimi”-nya, yang mana SMI juga menjadi korban politik kartel (perselingkuhan politik pengusaha-penguasa), setelah ditendang dari Menkeu hasil dari “deal” antara Ical dan SBY, itu belum cukup Bu Sri, anda masih berlumuran dosa Century. Sorry to say, “Ndang balio Sri, (minggat) saja di Amerika (begitu nyanyian politisi anti neolib). Bersambung....(Next: Capres Ical)

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus